JAKARTA, KOMPAS.com - Alat pengisian udara nitrogen untuk ban, faktanya memang tak menggunakan tabung penampung.
Dengan demikian, jangan kaget bila saat melakukan pengisian udara tak menjumpai tabung melainkan hanya kompresor dan mesin penghasil nitrogen saja.
Hal tersebut bukan tanpa sebab, karena gas nitrogen di atmosfer bumi mendominasi hingga 79 persen.
Rudy Antono, Service Manager Setiawan Spooring mengatakan, alat pengisian nitrogen memang ada yang menggunakan tabung, tapi di outlet-nya menggunakan alat yang bisa memproduksi nitrogen sendiri.
"Di tempat kami, nitrogen diproduksi pakai mesin pengahasil nitrogen, bukan yang isi ulang dengan tabung," ucap Rudy kepada Kompas, Sabtu (25/6/2022)
Rudy mengatakan, dengan jumlah yang melimpah, maka tidak diperlukan menampung dalam suatu tabung sebagaimana oksigen dan gas lainnya.
Berdasarkan dari laman resmi Green Nitrogen, gas N2 memang tidak perlu diisi ulang menggunakan alat, melainkan bisa diproduksi langsung dengan mengambil dari udara bebas.
Karena sesungguhnya, nitrogen yang berhasil diproduksi hanyalah hasil penyaringan udara bebas yang dipompa oleh kompresor dan dialirkan ke N2 Generator.
Kompresor bertekanan tinggi akan mendorong udara bebas dengan kadar nitrogen 79 persen, 20 persen oksigen, dan 1 persen uap air menuju mesin N2 generator.
Selanjutnya, di dalam mesin itu udara akan disaring dengan Carbon Molecular Sieve (CMS) sehingga nitrogen akan terpisah dengan oksigen dan lainnya. Baru, gas nitrogen akan disalurkan ke dalam ban mobil.
Bahkan mesin generator nitrogen juga bisa meng-vakum hingga habis sebelum diisikan ke ban kendaraan. Hal ini perlu dilakukan, karena memang gas yang diharapkan mengisi ban adalah oksigen murni.
Untuk senantiasa menjaga kadar nitrogen dari mesin, alat juga dilakukan proses kalibrasi secara rutin. Sehingga, nitrogen yang tercipta dijamin selalu mencapai 95-99,5 persen.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/25/202200815/jangan-heran-pengisian-ban-nitrogen-memang-tanpa-tabung