JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan bus bisa saja disebabkan orang lain yang tiba-tiba mengambil alih setir dari pengemudi. Oleh karena itu, beberapa bus kerap memasang sekat yang memisahkan kabin pengemudi dan penumpang.
Misalnya, untuk bus rapid transit seperti Transjakarta, sekat biasanya berukuran kecil dan khusus menutup kabin pengemudi. Sedangkan untuk bus antar kota, sekat posisinya agak di atas, sehingga memberi ruang pengemudi lebih luas.
Selain bisa mencegah kecelakaan karena kelakuan orang yang iseng ambil alih setir, ada lagi fungsi lain dari dipasangnya sekat.
Pemilik PO Sumber Alam Anthony Steven Hambali mengatakan, sekat yang ada di kabin bus punya banyak fungsi, tapi juga bisa menghambat proses evakuasi saat bus alami kecelakaan.
“Sekat biasanya digunakan untuk smoking area. Memang dilema, untuk servis, tentu baik, karena mengurangi asap. Tapi secara safety, kadang kurang karena untuk keluar jadi penghalang,” ucapnya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Mengenai kasus rebut setir dari sopir bus, Anthony mengatakan, adanya sekat di kabin tetap tidak bisa mencegahnya. Ada saja dalam kondisi tertentu, bus dengan sekat bisa alami kecelakaan yang sama.
“Dalam kasus rebut setir, sekat tidak pengaruh, karena penumpang bisa pura-pura mau merokok di dekat sopir, lalu tetap merebut kemudi,” kata Anthony.
Namun, aksi merebut setir dari sopir ini bisa dicegah dengan menggunakan sekat yang mengelilingi pengemudi. Sehingga sekat tadi menghambat gerak orang lain untuk masuk ke area pengemudi.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/16/121200015/ada-sekat-di-kabin-bus-seberapa-penting-fungsinya-