JAKARTA, KOMPAS.com - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi menghadirkan produk elektrifikasi berharga terjangkau untuk pasar dalam negeri melalui Suzuki Ertiga Smart Hybrid, Jumat (10/6/2022).
Langkah tersebut merupakan upaya perseroan untuk mendukung program percepatan era elektrifikasi di Indonesia, seraya menurunkan tingkat emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor.
"Berbeda dari semua produk yang sudah kita perkenalkan lebih dulu, Ertiga Smart Hybrid ini menggunakan teknologi Integrated Starter Generator (ISG) dan sudah ada baterai lithium ion sebagai pendamping mesin pembakaran," kata Donny Saputra, 4W Marketing Director PT SIS.
Sehingga, disebutkan bahwa beban kerja mesin mobil menjadi lebih ringan dan efisien. Hanya saja ia belum dapat mengungkapkan hasil konsumsi bahan bakar pada Ertiga Smart Hybrid itu.
Tetapi yang pasti, berada di atas 1:15 (1 liter berbanding 15 km) sebagaimana rata-rata konsumsi di Ertiga bermesin konvensional.
"Dengan menggunakan teknologi smart hybrid, konsumsi bahan bakar akan berbeda dengan model sebelumnya terutama dalam kondisi stop-and-go atau macet," kata Donny.
"Tapi besaran efisiensinya, kita tidak bisa menyebutkannya. Nanti teman-teman media langsung mengujinya dalam kesempatan yang kami siapkan. Kalau pada 2018 lalu, rata-rata konsumsi BBM mesin konvensional 15 kpl," tambahnya.
Diketahui, teknologi Smart Hybrid pada Ertiga baru ini berangkat dari Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) yang dulu juga pernah diaplikasi kepada Ertiga Diesel.
Bedanya, kali ini sudah ada baterai lithium-ion sebagai pendamping mesin pembakaran internal dan ISG.
Fungsi dari lithium-ion adalah untuk menyimpan daya yang bisa terisi otomatis melalui regenerative deceleration, atau ketika mobil melakukan deselerasi kecepatan.
Dengan demikian, konsumen tak perlu repot melakukan pengisian ulang daya di charging station.
Pada Ertiga Smart Hybrid Suzuki juga membenamkan sejumlah fitur lain, salah satunya Auto Start-Stop yang bisa mematikan mesin secara otomatis ketika mobil dalam kondisi berhenti, seperti kemacetan atau lampu merah.
Efeknya sudah tentu bisa mereduksi penggunaaan bahan bakar serta menekan gas buang. Pengguna juga tak perlu khawatir, karena saat mesin mati, seluruh kelistrikan di dalam mobil masih berfungsi.
Saat mobil kembali melajut, ISG berperan menghidupkan kembali mesin dan menyalurkan tambahan tenaga saat berakselerasi, yang otomatis bisa mengurangi konsumsi bahan bakar pada tarikan awal.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/10/111720915/suzuki-klaim-konsumsi-bbm-ertiga-smart-hybrid-di-atas-15-kpl