JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran motor-motor China pada era 2000-an menjadi angin segar buat beberapa masyarakat. Pilihan konsumen jadi banyak dan harganya lebih murah ketimbang merek Jepang.
Saat itu banyak merek China bisa dibilang meniru desain Jepang, favoritnya ialah produk bebek dari Honda dan Yamaha. Untuk Honda yang paling sering ditiru ialah Supra dan Astrea Grand, adapun Yamaha ialah Jupiter.
M Abidin, pendiri PT Global Part Sukses Mulia, mengatakan, serangan motor China alias mocin meredup pada 2009. Ada beberapa faktor yang membuatnya sulit bertahan di pasar Indonesia.
Faktor internal, kata Abidin, yaitu merek-merek mocin saat itu kurang memerhatikan jaringan purna jual dan teknisi yang teredukasi serta ketersediaan suku cadang.
"Kelemahan mocin awal-awal memang booming, tetapi keandalan produk dan lemahnyya penanganan masalah teknis (banyak toko yg tutup) membuat kerpercayaan konsumen memudar," kata dia kepada Kompas.com, Senin (30/5/2022).
Kemudian faktor lainnya ialah serangan balik dari produsen Jepang. Merek Jepang mulai menggugat desain yang ditiru, tapi sekaligus melakukan perubahan pada model dan teknologi.
"Pabrikan (Jepang) tentunya mulai mengklaim desain yang 100 persen ditiru, dan memberikan edukasi lewat dealer dan teknisi," kata Abidin.
Pria yang lama jadi petinggi di salah satu merek roda dua Jepang itu mengatakan, merek Jepang mulai beralih ke skuter otomatik alias skutik di mana merek China fokus di motor bebek.
Di Indonesia, tren skutik sendiri bisa disebut dipelopori oleh Yamaha. Kini terbukti skutik merupakan penguasa motor di Indonesia dengan pangsa pasar 87,3 persen.
"Di sisi lain pabrikan Jepang dipelopori Yamaha mulai beralih ke motor matik yaitu Nouvo pada 2002 dan Mio pada 2003," ungkap Abidin
Selain beralih ke skutik, pabrikan Jepang juga menggebrak dengan teknologi. Di pertengahan 2000-an, para pabrikan Jepang memperkenalkan teknologi sistem pengabutan bahan bakar injeksi.
Kampanye injeksi yang disebut membuat irit BBM cepat diterima pasar. Sebab dengan injeksi pembakaran lebih sempurna pada akhirnya berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar.
"Strategi pabrikan Jepang yang sulit diikuti selain motor matik adalah beralihnya ke teknologi injeksi, Honda pada 2005 mulai dengan Supra FI dan Yamaha dengan Vixion (2007)," katanya.
"Dan hingga tahun 2015, 100 persen model yang di produksi FI. Ini yang membuat pabrikan dari China tidak bisa bertahan,"ungkap Abidin.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/05/31/104200315/dua-gebrakan-merek-jepang-yang-bikin-motor-china-meredup-di-indonesia