Dalam video yang diunggah akun Instagram Dashcam Owners Indonesia, memperlihatkan pemotor yang ngebut ingin menyalip truk di depannya. Ternyata dari depan truk ada seseorang yang menyeberang.
Pemotor tersebut sontak melakukan pengereman dengan keras, ban belakang berdecit dan "ngepot" hingga akhirnya terjatuh. Adapun orang yang menyeberang dalam kondisi aman.
Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, berkendara di dekat truk atau kendaraan besar lainnya harus selalu bisa mendeteksi potensi bahaya.
Founder Jakarta Defensive Driving Consultnig (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, menguasai teknik pengereman adalah keharusan, sebab motor tidak mengenal stabilitas saat sedang bergerak.
Jusri mengatakan, dalam keadaan pelan mengerem cukup pakai rem belakang. Jika di antara 30 sampai 80 kpj, menggunakan kombinasi tiga rem, yaitu rem depan, rem belakang dan dibantu pengereman mesin.
"Caranya, dapatkan engine brake dengan menutup gas, dan ketika kecepatan sudah mulai turun baru gunakan kedua rem (rem depan dan belakang) secara halus dan bertahap. Jika masih kurang cukup, maka aplikasikan engine brake tahap kedua dengan memindahkan gir ke posisi lebih rendah," ucap Jusri.
Adapun dalam kecepatan yang tinggi, misalnya di atas 80 kpj mirip dengan pengereman di kondisi kecepatan di bawah 80 kpj, namun yang perlu diperhatikan adalah awal pengeremannya.
"Ketika kita mau ngerem pada kecepatan di atas 80 kpj, maka yang pertama harus dilakukan adalah menutup gas, kemudian baru rem depan tunggal. Begitu kecepatan turun hingga 80 kpj, baru gunakan kombinasi tiga rem tadi," ujar dia.
Maka pemotor perlu menyesuaikan penggunaan rem tergantung dari kecepatan motornya. Mengandalkan rem depan saja atau rem belakang saja akan membuat roda terkunci.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/05/28/154200615/motor-jatuh-hindari-orang-nyebrang-ingat-lagi-cara-ngerem-yang-benar