JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan kaca spion menjadi bagian penting dalam membantu pengendara untuk bermanuver.
Fungsinya berguna mendukung visibilitas yang terbatas, sehingga pengemudi akan lebih aman ketika ingin menyalip, parkir, berbelok, dan lain sebagainya.
Sayangnya, tak sedikit pengendara yang masih menyepelekan pentingnya mengecek dan mengatur posisi spion ketika akan berkendara.
Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, spion harus mencakup semua area di sekeliling kendaraan untuk meminimalisir blind spot saat berkendara.
"Penyebab blind spot itu banyak, dari bentuk dan dimensi kendaraan. Oleh karena itu, kaca spion dibuat," ujar Jusri pada Kompas.com, Rabu (19/1/2022).
Jusri menjelaskan, kaca spion, harus bisa memperkecil sisi blind spot tanpa mengharuskan pengemudi menengok atau bergerak secara ekstrem.
"Artinya, si sopir tidak perlu nengok atau gimana untuk melihat kaca spion, tapi cukup dengan lirik-lirikan saja," jelas dia.
Jika spion sudah diatur dengan benar, Jusri menjelaskan pantulan yang dihasilkan sudah optimal dan sesuai dengan kebutuhan pengemudi.
Untuk itu, ada beberapa tips yang bisa dilakukan saat mengatur spion mobil sebelum berkendara.
"Pertama, lakukan setting atau pengaturan kaca spion pada posisi diam, tidak boleh sedang bergerak," kata Jusri.
Untuk pengaturan spion kanan, patokannya adalah bodi mobil lantaran sisi ini memiliki blind spot yang lebih kecil daripada bagian kiri mobil.
"Sisi kanan patokannya bidang yang dipantulkan kaca spion terhadap area pandang tidak didominasi bodi kendaraan. Mungkin, 5 persen saja yang ter-cover oleh spion pada posisi normal," paparnya.
Sementara bagian kiri memiliki blind spot yang lebih besar, dan harus bisa memberikan informasi seluas mungkin.
Paling penting, menurut Jusri, semua kaca spion harus mencakup visibilitas sekeliling kendaraan.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/05/24/103100415/jangan-asal-ini-cara-atur-kaca-spion-mobil-yang-benar