JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sampai bersilahturahmi dengan keluarga di kampung halaman, kini giliran persiapan untuk arus balik mudik Lebaran 2022.
Saat akan berkendara jarak jauh, penting bagi pengemudi untuk menjaga kondisi fisik dan psikologis agar bisa mengemudikan kendaraan dengan baik sampai ke tempat tujuan.
Sama seperti kondisi fisik, kondisi mental dan emosional pengemudi juga bisa mempengaruhi keselamatan berkendara selama perjalanan. Untuk menjaga kondisi psikologis tetap baik, pengemudi bisa menyiasati dengan mendengarkan musik selama perjalanan.
Secara umum, sebenarnya tidak ada jenis musik tertentu yang bisa memberi dampak baik atau buruk terhadap pengemudi saat sedang berkendara jarak jauh. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, menyesuaikan dengan kondisi pengemudi saat itu.
Child & Family Psychologist Anna Surti Ariani menjelaskan, kondisi psikologis pengemudi yang sedang tidak baik bisa diperparah dengan jenis musik yang sedang didengarkan saat itu.
"Contohnya begini, kalau kondisi psikologis saya itu sedang mellow, apalagi depresi, maka sebenarnya banyak sekali jenis musik yang akan men-trigger itu. Misalnya tiba-tiba, dipasang musik yang agak mellow. Buat orang lain biasa aja, buat dia (yang sedang depresi) ya mengacaukan," ucap Nina, sapaan akrabnya, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Selain itu, Nina menjelaskan, seringkali mendengarkan lagu yang lambat atau mellow bisa memperparah rasa kantuk pengemudi. Kondisi ini mengacaukan kemampuan konsentrasi dan pengambilan keputusan selama berkendara, membahayakan semua orang di mobil maupun pengguna jalan yang lain.
"Kalau lagi berkendara, pengambilan keputusan itu terjadi setiap saat ya. Geser kanan, geser kiri, ngegas, atau berhenti dulu. Bisa kacau kondisinya," ucap Nina.
Kondisi psikis, lanjut Nina, sama pentingnya dengan kondisi fisik pengemudi. Kaitannya sangat erat dan harus diperhatikan, khususnya jika akan berkendara jarak jauh. Untuk mengantisipasi hal ini, Nina menekankan pentingnya istirahat dan persiapan sebelum berkendara.
"Fisik yang sehat itu akan menjadi pondasi untuk kondisi psikologis yang lebih stabil. Dan sebaliknya, kondisi psikologis yang stabil juga akan membuat kondisi fisik terbantu, tidak mudah nge-drop," ucap Nina.
Jika persiapan sebelum berkendara sudah matang; misalnya dengan istirahat yang cukup atau tidur 8 jam sebelum berkendara, istirahat berkala selama perjalanan dan menjaga kondisi mood tetap baik, gangguan-gangguan ini tidak akan terjadi.
"Kesiapan fisik dan emosional itu penting. Persiapan fisik itu, ya artinya kita tidur cukup, makan cukup, setiap empat jam istirahat. Persiapan emosional, misalnya mengingat hal-hal baik dan tujuan untuk membawa semua orang sampai ke tujuan dengan selamat," ucap Nina.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/05/04/102200615/fisik-lantunan-musik-dan-persiapan-arus-balik-mudik