Hal ini membuat pengemudi mobil rentan dilanda lelah atau mengantuk saat perjalanan mudik. Alhasil, tidak sedikit pengemudi yang sengaja mengkonsumsi minuman penambah energi.
Saat ini ada banyak minuman penambah energi di pasaran dengan berbagai merek dan rasa. Harga yang ditawarkan juga terjangkau dengan tampilan kemasan mudah dibawa kemana saja.
Minuman berenergi banyak dipilih pengendara mobil untuk menambah stamina. Namun, sebenarnya mengkonsumsi minuman berenergi saat berkendara tidak dianjurkan, terutama saat perjalanan mudik.
“Minuman penambah energi dengan berbagai merek yang ada di pasar itu sebaiknya tidak dikonsumsi ketika mengantuk saat nyetir mobil. Hal ini karena minuman ini ditujukan untuk meningkatkan energi dan stamina pada waktu latihan fisik,” kata dr Titi Sekarindah, SpGK, dari Rumah Sakit Pusat Pertamina Kebayoran Baru.
Anggapan minuman berenergi menjadi solusi menghilangkan lemas dan kantuk saat mengendarai mobil merupakan konsep yang keliru.
Bukannya membuat badan lebih bugar saat berkendara, minuman ini justru akan membuat tubuh alami kelelahan hebat. Pasalnya, komposisi minuman tersebut bukan diperuntukan untuk memberikan energi pada pengendara.
Tubuh akan terus siaga dan tidak bisa membaca sinyal untuk istirahat. Begitu efeknya sudah hilang, tubuh akan dilanda rasa lelah yang hebat.
Tidak hanya itu saja, kandungan kafein dan gula yang tinggi di minuman tersebut dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di lambung.
Jika sudah lelah dan mengantuk, baiknya pengemudik beristirahat. Stamina tubuh akan terisi kembali dengan istirahat bukan dengan minuman berenergi.
Maka dari itu, bagi pemudik yang mengendarai mobil sedang berpuasa sangatlah tidak baik membatalkan puasa dengan minuman berenergi. Terlebih pada penderita radang lambung atau gerd bisa membuat mual-mual.
“Baiknya minum air putih hangat atau kurma untuk membatalkan puasa, atau buah potong saat di perjalanan,” kata dr. Titi.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/04/28/164100715/risiko-konsumsi-minuman-penambah-energi-saat-mudik