JAKARTA, KOMPAS.com— Menyetir mobil saat perjalanan mudik membutuhkan stamina yang tinggi. Kondisi jalan di Indonesia yang kerap macet saat musim mudik tiba, mudah membuat energi pengemudi mobil yang sedang berpuasa kian terkuras.
Belum lagi, jarak mudik yang jauh akan membuat pengemudi mudah lelah dan dilanda rasa kantuk. Ibadah puasa juga menjadi terganggu karena kondisi fisik menurun saat perjalan mudik.
Alhasil, banyak pengendara mobil yang terpaksa membatalkan puasa sebelum waktunya untuk mengembalikan stamina.
Minuman mengandung kafein acap kali dipilih untuk membatalkan puasa saat berada di mobil. Selain praktis, minuman ini dianggap dapat menambah energi pada tubuh.
Akan tetapi, membatalkan puasa sebelum waktunya saat di mobil dengan mengkonsumsi minuman berkafein memiliki risiko.
“Minuman berkafein akan menimbulkan reaksi untuk sering buang air kecil. Tentunya ini akan mengganggu perjalanan mudik,” kata Ahli gizi dr Tan Shot Yen pada Kompas.com.
Biasanya minuman berkafein yang ada di pasaran mengandung komposisi pemanis buatan.
Kandungan pemanis buatan tersebut membuat minuman berkafein terasa lezat dan menyegarkan dahaga.
“Risiko pemanis dalam minuman tersebut akhirnya tidak baik bagi tubuh apalagi jika sudah melekat akan menjadi kecanduan,” kata dr Tan.
Tubuh akan dilanda rasa lelah ekstrim karena terus dipaksa untuk tetap waspada. Dan jika menyetir dalam durasi panjang, dapat membahayakan yang bersangkutan juga pengguna jalan lainnya.
Tidak hanya itu saja, bagi pengemudi yang memiliki masalah lambung akan mudah terganggu dan kambuh.Maka dari itu, jika sudah tidak kuat berpuasa saat perjalanan mudik, sebaiknya tidak meminum minuman berkafein untuk membatalkan puasa.
Air putih atau susu jadi minuman yang aman dikonsumsi bagi pengendara yang hendak membatalkan puasa di mobil saat perjalanan mudik.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/04/26/174100915/jangan-batalkan-puasa-di-mobil-dengan-minuman-energi