JAKARTA, KOMPAS.com - Melakukan pencucian kendaraan bermotor secara mandiri di rumah masih kerap dilakukan pemilik supaya menjaga kondisi mobil atau sepeda motor terkait selalu optimal, khususnya pada faktor estetika.
Namun kegiatan tersebut jangan dilakukan sembarangan. Terkhusus saat mengeringkan menggunakan lap karena bisa menimbulkan baret halus di beberapa bagian tertentu.
"Pernah tidak setelah mencuci kendaraan, lalu cek secara ditel pada bodi mobil atau motor, ada baretan halus. Itu salah satunya dikarenakan jenis lap yang digunakan kurang tepat," kata salah satu penggawa dari Scuto Indonesia Academy Division, M HD Ichsan, Senin (28/3/2022).
Menurutnya, jenis lap yang direkomendasikan selama proses terkait ialah lap microfiber. Jangan menggunakan lap chamois karena bahannya membawa air dan debu halus ke satu titik.
Lap chamois kerap disebut kanebo oleh orang Indonesia, padahal nama itu adalah merek dagang. Kanebo Plas Chamois adalah merek lap chamois yang berasal dari Jepang, hanya salah satu yang dijual di pasar.
Berbeda dengan lap berjenis microfiber, yang membuat kotoran halus itu menempel pada permukaannya sekaligus menyerap air.
"Sehingga, baret halus tidak terjadi. Sebab kalau debu itu tidak nempel di lap-nya dia akan terbawa ke titik yang dituju," kata Ichsan.
"Kemudian menggunakan kanebo juga menimbulkan sarang laba-laba di titik bodi tertentu. Memang tidak terlihat jelas, tapi saat diberikan cahaya cukup akan tampak sekali," kata dia.
Hal serupa pun dinyatakan Kepala Bengkel Body & Paint Auto2000 Sunter Yuly Kridiawan beberapa waktu lalu. Lap microfiber bisa untuk menghindari pengendapan air yang mengakibatkan water spot.
"Setelah kendaraan dicuci, segera untuk dikeringkan supaya air kotor di bodi kendaraan tersebut tidak menempel lagi sampai kering yang dapat menimbulkan jamur atau lainnya," ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/03/29/090200715/jangan-lap-kendaraan-pakai-lap-chamois-lagi-ini-alasannya