JAKARTA, KOMPAS.com - Perilaku mendorong motor menggunakan kaki yang mogok dari belakang atau dikenal dengan istilah stut menjadi salah satu kebiasaan yang lumrah dilakukan di kalangan pengendara motor.
Padahal, kebiasaan ini sebenarnya berbahaya. Baik buat pengendara motor yang mogok maupun yang mendorong atau melakukan stut.
Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, dari sisi safety riding, tindakan stut motor bisa saja membahayakan keduanya. Ada potensi kehilangan keseimbangan, baik saat posisi mendorong ataupun didorong.
Agus menyarankan, motor yang mengalami mogok sebaiknya ditarik dari arah depan, bukan didorong dari samping.
Ia mencontohkan salah satu cara untuk menarik motor yang mogok, yaitu dengan menggunakan tali pengikat khusus derek.
"Biasanya, yang dilakukan oleh tim Help dari Wahana Honda, tali pengikat dikaitkan ke bagian rangka pelat nomor dengan alat khusus. Namun, jika pengendara lain mungkin bisa dikaitkan di bagian kepala motor mengikat ke arah setang agar lebih kuat," jelas Agus.
Cara untuk menarik juga tidak sembarangan. Diusahakan, jangan sampai membuat motor sulit melakukan manuver seperti berbelok, serta perhatikan jarak aman.
"Cukup dengan 2 meter dengan kecepatan rata-rata 20 kpj. Agar tetap aman dalam melakukan pengereman," kata Agus.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/03/25/080200415/bahaya-jangan-sembarang-stut-motor-yang-mogok