Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajar dari Kasus Mobil Diamuk Massa di Bandung, Ini Bahaya Konsumsi Obat Saat Mengemudi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar di media sosial sebuah tayangan yang memperlihatkan satu unit mobil Toyota Kijang berwarna hitam, menjadi sasaran amuk massa di kawasan Rancamalang, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung pada Jumat, (4/3/2022)

Video pengrusakan mobil itu diunggah oleh salah satu akun Instagram bernama @anderli_48. Dalam rekaman tersebut, tampak mobil dikerubungi warga yang meminta sopir untuk keluar, lantaran diduga melakukan tabrak lari.

Diketahui mobil Kijang tersebut melaju dengan kecepatan tinggi. Karena lalai dan tidak berhati-hati sopir kemudian bertabrakan dengan angkot yang berada di depan kendaraan tersebut. Kelalaiannya itu juga mengakibatkan kios tertabrak beserta sejumlah pengendara lainnya.

Kapolresta Bandung Kombes Kusworo mengatakan, sebelum terjadi kecelakaan, pengendara sempat cekcok dengan sang istri sehingga menyebabkan yang bersangkutan emosi.

Karena emosi yang tak terkendali, Kusworo menyebut pengendara mengonsumsi obat penenang jenis Merlopam.

“Jadi paginya sebelum kecelakaan memang yang bersangkutan sedang ribut bertengkar dengan istrinya. Mungkin yang bersangkutan dalam kondisi emosi yang tidak stabil, dan mengonsumsi obat penenang. Sehingga mengakibatkan kecelakaan itu,” ucap Kusworo, dikutip dari Regional Kompas.com, Sabtu (5/3/2022).

“Meminum obat membuat fisik lemas, apalagi obat penenang yang bisa bikin efek nge-fly. Artinya, si pengemudi tidak dalam kontrol kesadaran 100 persen,” ucap Sony saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/3/2022).

Sony melanjutkan, penyakit darah tinggi itu identik dengan emosi karena kepala rasanya pening dan badan tidak prima, pemicu salah satunya adalah akibat konflik.

“Jadi setelah minum obat lebih baik istirahat, daripada gambling di jalan raya,” ucapnya.

Sementara itu, dilansir dari laman Alcohol and Drug Foundation Australia (ADF), obat-obatan dalam dosis rendah sekalipun dapat secara signifikan mengurangi kemampuan berkendara seseorang.

Ketika mengonsumsi obat-obatan dengan resep, baik legal maupun ilegal, perlu berhati-hati dengan potensi risikonya ketika dibawa berkendara.

Sebab, kemungkinan kamu akan merasa kantuk, agresif, pusing, mual, bahkan gemetar sehingga berbahaya jika tetap berkendara karena kondisi tersebut akan memengaruhi pandangan.

Efek obat-obatan berbeda pada setiap orangnya. Beberapa faktor antara lain ukuran, berat badan dan kondisi kesehatan, kebiasaan konsumsi obat-obatan, serta apakah ada kombinasi dengan obat lain.

Faktor-faktor tersebutlah yang memengaruhi tingkat keamanan seseorang dalam berkendara.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/03/06/082100115/belajar-dari-kasus-mobil-diamuk-massa-di-bandung-ini-bahaya-konsumsi-obat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke