JAKARTA, KOMPAS.com – Kondisi jalanan yang macet memang kerap ditemui ketika jam berangkat kantor atau pulang kerja. Pada saat ini, kerap ditemukan pengemudi yang tidak beretika saat menghadapi kemacetan.
Mengemudi di jam-jam sibuk harus tahu konsekuensinya, yaitu macet. Berbeda dengan naik motor, mobil punya dimensi yang besar jadi tidak bisa sembarangan pindah-pindah lajur.
Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre mengatakan, ada beberapa kelakuan pengemudi yang tidak beretika saat bertemu dengan macet.
“Lampu baru kuning sudah klakson-klakson, menerobos Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) atau lampu merah, tidak menjaga jarak aman, menyerobot lajur orang lain, pindah-pindah lajur, dan masih banyak lagi,” ucapnya kepada Kompas.com, Senin (21/2/2022).
Salah satu yang mungkin sering ditemui adalah pengemudi yang tidak konsisten di lajurnya, alias suka pindah-pindah. Hal ini bisa dikategorikan kelakuan yang agresif dan disebabkan sikap egois dari pengemudinya.
“Minimnya etika di jalan dan biasanya dilatarbelakangi dengan masalah mental yang dialami oleh seseorang. Ini lah perlunya pelatihan, karena tidak hanya kemampuan dan pengalaman yang diajarkan, namun juga wajib membangun etika mengemudi di jalan,” kata Marcell.
Marcell menjelaskan, pengemudi yang beretika pastinya taat akan aturan, menghargai orang lain, dan berperilaku tepat di setiap kondisi dan situasi. Hal ini lah yang perlu dikuasai para pengguna jalan di Indonesia.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/02/22/191100915/etika-di-jalanan-yang-macet-tidak-asal-pindah-lajur