JAKARTA, KOMPAS.com - Ada komponen pada mesin yang punya fungsi krusial, yaitu fan belt. Komponen wujudnya sabuk baja ini berperan meneruskan putaran ke pulley alternator, power steering, AC, dan lainnya.
Maka dari itu, komponen bermaterial karet tahan panas ini perlu diperhatikan kondisinya. Untuk menemukannya, fan belt umumnya terletak di depan mesin dan di balik radiator.
Saat kondisi fan belt sudah aus lalu tidak segera diganti dengan yang baru, maka komponen ini berisiko putus. Jika hal tersebut terjadi di tengah perjalanan, maka akan berdampak pada kerusakan serius pada mesin mobil.
Didi Ahadi, Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan jika fan belt sudah putus, suplai arus daya yang masuk ke aki atau baterai bakal terganggu.
“Belt itu memutar pompa air (water pump), kipas (ada juga yang elektrik) alternator, kompresor AC, bahkan power steering yang masih menggunakan fluida. Biasanya kalau putus lambang aki nyala, tanda alternator yang mengisi tegangan listrik,” kata Didi kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, risiko lain yang juga bisa terjadi ketika fan belt putus adalah mesin mengalami panas berlebih. Sebab, kinerja pompa air akan terganggu dan tidak bisa lagi berfungsi untuk mengatur putaran air pada radiator.
“Resikonya jika fan belt putus maka di pompa air atau water pump mesin bisa mengalami overheat,” ujar Didi.
Sebetulnya usia pakai fan belt terhitung panjang. Namun Didi menyarankan agar pemilik mobil rutin memeriksa kondisi sabuk karet tersebut secara berkala. Sehingga kondisinya tetap terpantau dan mencegah tidak sampai putus saat mobil tengah digunakan.
“Untuk masa pemakaiannya tergantung, biasanya awet hanya harus diperiksa berkala saja, bisa 100.000 kilometer. Jika sudah aus, bisa dilihat dari fisiknya, yakni getas dan ada retak-retak pada bagiannya," ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/02/22/112200115/bahaya-fan-belt-mobil-putus-di-tengah-perjalanan