JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia kembali membahas peluang kerja sama guna memperkuat ekosistem industri kendaraan bermotor listrik (electric vehicle/EV) dalam negeri dengan Korea Selatan.
Langkah tersebut ditandai bertemunya antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan Moon Sung-wook di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (21/2/2022).
Dalam kesempatan sama turut hadir pula Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Park Tae-sung bersama pihak terkait dari kedua negara.
"Kami membicarakan potensi kerja sama strategis antara Indonesia-Korea," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa.
"Kami membahas kerja sama ekonomi berkelanjutan terutama di industri electrical vehicle battery dan industri konten digital. Indonesia dan Korea siap membangun ekosistem bersama untuk kemajuan kedua negara," ucap Erick, melanjutkan.
Diharapkan dengan kerja sama yang semakin kuat, kedua negara mampu membangun ekosistem untuk kemajuan bersama. Serta, semakin banyak kolaborasi konten kreatif antara Indonesia dan Korea Selatan.
Hanya saja, belum disebutkan secara rinci potensi kerja sama seperti apa yang akan digarap khususnya mengenai EV. Sebab, sektor terkait menjadi suatu perhatian khusus di Indonesia belakangan ini.
Hal itu dapat terlihat jelas dari total komitmen Korea Selatan ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagai contoh, selama kuartal I/2021 lalu Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat total investasinya capai 6,9 persen dari total keseluruhan realisasi PMA di Indonesia.
Dalam sektor otomotif, Korea Selatan juga telah berkomitmen untuk turut serta dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik lewat pembangunan pabrik baterai mobil listrik dan produksi mobil listrik melalui merek mobil Hyundai.
Lebih jauh, pabrik baterai mobil listrik yang merupakan proyek konsorsium antara LG dengan PT Industri Baterai Indonesia terkait diperkirakan mulai beroperasi pada akhir 2023 mendatang.
Tahap pertama, disebutkan bahwa kapasitas produksinya akan mencapai 10 giga watt per hour. Investasi di bidang ini, diperkirakan sebesar 9,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 142 triliun.
"Ini investasi terbesae Indonesia pasca-reformasi dan itu dibangun daei hulu ke hilir. Dari mining, smelter, prekursor, katode, sampai recycle pun daur ulangnya di Indonesia," kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/02/22/092200615/jumpa-mendag-korsel-memperkuat-ekosistem-kendaraan-listrik-indonesia