JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan jenis bahan bakar untuk kendaraan sebaiknya disesuaikan dengan rekomendasi pabrikan. Sebab semua produsen mobil pasti telah memperhitungkan jenis bahan bakar apa yang cocok terhadap mesin mobil tersebut.
Tidak hanya pada mobil dengan bahan bakar bensin, mobil dengan mesin diesel pun sebaiknya menggunakan solar yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan mobil terkait.
Masih banyak ditemui pengemudi mobil bermesin diesel yang sering berganti jenis solar dengan tujuan agar mendapatkan performa mesin yang lebih bagus.
Namun ternyata, ada sisi negatif yang akan didapatkan ketika sering gonta-ganti jenis solar pada mobil mesin diesel.
Didi Ahadi selaku Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) menjelaskan, kerap mengganti jenis solar akan berefek negatif pada komponen dalam mesin mobil.
"Sering berganti-ganti jenis solar bisa menyebabkan filter solar cepat kotor karena beda kandungannya, dan (filter solar) harus diganti lebih cepat dibandingkan usia rata-ratanya," ungkap Didi kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Didi menjelaskan bahwa umumnya filter solar memiliki usia pakai rata-rata hingga 5.000 kilometer sebelum diganti dengan yang baru. Kerap berganti jenis solar bisa memperpendek masa pakai komponen tersebut.
"Setiap 5.000 kilometer sekali harus dilakukan pemeriksaan. Biasanya sela-sela (filter solar) sudah rusak dan harus diganti. Tapi kalau sering ganti-ganti jenis solar, bisa saja periode penggantiannya lebih cepat," ucap Didi.
Bisa disimpulkan, anggapan bahwa kerap berganti jenis solar dapat merusak komponen pada mesin adalah benar adanya dan bukan mitos belaka.
Oleh karena itu, Didi kembali menegaskan untuk menggunakan bahan bakar sesuai anjuran dari pabrikan. Dengan mematuhi rekomendasi tersebut, keawetan mesin mobil dapat terjaga.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/02/19/090200115/mobil-diesel-gonta-ganti-jenis-solar-ada-efek-negatif