Sensor ini dapat dijumpai pada mesin mobil dengan sistem Electronic Fuel Injection (EFI), tepatnya pada tipe L (L-EFI) dan D (D-EFI).
Bambang Supriyadi, Executive Coordinator Technical Division Service PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengatakan jika MAF merupakan sensor elektronik pada mobil yang mengukur jumlah kepadatan udara saat akan masuk ke dalam mesin.
“Mass Air Flow itu untuk mengontrol aliran udara yang tepat pada mobil, dengan begitu akan mendapatkan campuran yang tepat antara udara dan bahan bakar,” kata Bambang baru-baru ini pada Kompas.com.
Mass air flow berfungsi sebagai pengatur atau pembaca berapa yang harus disesuaikan antara bensin dan udara, serta kapan saatnya percikan api dari busi dan semburan bensin, sehingga menciptakan momentum pembakaran yang sempurna.
MAF akan memberikan output data kepada Electronic Control Unit (ECU) guna membaca dan menerima sejumlah udara yang akan masuk ke ruang bakar. ECU kemudian menentukan momentum percikan api dan besaran semburan bensin.
Secara garis besar MAF berfungsi untuk memeriksa aliran udara dan untuk mendapatkan campuran yang tepat dengan bahan bakar bensin mobil.
Bagi kinerja mobil, saat udara yang diterima masuk berlebihan akan membuat udara mobil terlalu gemuk. Udara yang masuk berlebihan tidak bagus bagi mesin mobil.
Bahkan uadara tersebut tidak dapat memberikan tenaga yang optimal pada kinerja mobil. Maka, kadar bensin dan udara harus seimbang.
Jika mass air flow bermasalah, udara yang masuk ke dalam mesin sulit terdeteksi dengan baik. Oleh karena itu komponen ini juga berpengaruh pada kinerja RPM. Jarum indikator RPM akan naik turun jika MAF bermasalah.
Bambang mengatakan jika tidak ada bahaya secara langsung saat MAF bermasalah. Namun kalau bicara soal kenyamanan dan optimasi, fungsi mobil akan berarti kurang.
“Lakukan selalu service itu pencegahan kerusakan dan agar mobil selalu optimal,” ucap Bambang.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/02/03/110200215/apa-itu-sensor-maf-pada-mesin-mobil-dan-fungsinya-