JAKARTA, KOMPAS.com – Tak bisa dipungkiri, segmen skutik di Indonesia masih jadi favorit. Berdasarkan data AISI, pada tahun lalu penjualan skutik berkontribusi 87 persen secara keseluruhan.
Segmen skutik entry level disebut-sebut menopang penjualan sejumlah pabrikan. Biasanya skutik entry level ini ditawarkan dengan mesin 110 cc, 113 cc, bahkan ada juga yang 125 cc.
Yamaha jadi salah satu pabrikan yang memasarkan skutik entry level dengan kapasitas mesin 125 cc. Bahkan sejak beberapa tahun yang lalu, skutik murah Yamaha tak ada lagi yang berkapasitas 110 cc.
“Kapasitas mesin (skutik) paling rendah Yamaha itu sekarang 125 cc,” ujar Antonius Widiantoro, Manager Public Relations, YRA & Community PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), kepada Kompas.com (14/1/2022).
Menurutnya, dengan kapasitas mesin yang sedikit lebih besar dibandingkan kompetitor, bukan berarti skutik Yamaha tidak irit.
“Saat ini motor itu semua irit. Apalagi dengan teknologi injeksi. Tapi kami ingin memberikan sesuatu yang berbeda. Kamu bukan hanya mendapatkan motor irit saja, tapi performance juga dapat,” ucap Anton.
“Itu bisa kita buktikan, dengan teknologi Blue Core contohnya. Keiritan yang sama, dengan motor yang cc-nya lebih rendah. Jadi jangan berpikir motor 125 cc itu pasti boros. Enggak, kamu bisa compare dengan motor yang 110 cc. Value itu yang mau kami tawarkan,” kata dia.
Sementara itu, Anton juga mengatakan, saat ini konsumen skutik entry level merasa jenuh dengan produk yang itu-itu saja, karena model yang minim variasi.
“Yamaha melihat ini, bahwa orang ke depan melihat motor bukan lagi sebagai alat transportasi saja. Tapi juga mewakili karakter dari mereka,” kata Anton.
“Jadi kalau suka dengan fungsional, bagasinya gede, fiturnya banyak, saya beli Freego misalnya, atau saya beli Gear,” ujar dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/01/15/122200315/alasan-skutik-murah-yamaha-kini-pakai-mesin-125-cc