Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Modifikasi Hyundai H1 Jadi Campervan, Wanita Ini Sudah Tinggal di Mobil Selama 3 Tahun

Sebab, campervan dilengkapi dengan berbagi peralatan penunjang aktivitas camping, seperti ranjang, dapur, serta tenda sesuai kebutuhan pemiliknya.

Namun, berbeda dengan wanita bernama Annissa Susanto yang justru menjadikan campervan sebagai tempat tinggal layaknya rumah.

Perempuan berusia 38 tahun ini memodifikasi Hyundai H1 tahun 2012 miliknya menjadi rumah berjalan. Bahkan, ia mengaku sudah tinggal hampir 3 tahun tinggal di dalam mobil.

“Awalnya itu karena saya bosan tinggal di apartemen, masa pandemi kan jadi di Jakarta terus, walaupun saya kerjanya sering di luar kota. Terus bosen juga dulu backpacker ke mana-ke mana. Karena kalau nginep maunya semua kebutuhan dibawa, biar kalau perlu apa-apa gampang. Jadi tercetuslah campervan ini,” ucap Annissa saat ditemui Kompas.com di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (8/1/2022).

Lebih lanjut lagi, wanita asal Jakarta ini mengaku sempat menggunakan Toyota Camry sebelum akhirnya menjatuhkan pilihan pada Hyundai H1.

“Sebelumnya saya pakai Toyota Camry. Jadi semua baju-baju saya masukin bagasi, sisanya barang-barang dari apartemen saya jual. Nah, di situ saya sudah mulai mencari mobil yang cocok untuk dijadikan campervan, cukup banyak kandidatnya (mobil untuk campervan). Sampai akhirnya pilihan saya jatuh di Hyundai H1 ini,” kata dia.

Alasan Annissa memilih Hyundai H1 karena dinilai sesuai dengan kriteria yang dimilikinya.

“Pertama, saya mau mobil dengan pintu sliding door dengan desainnya kotak seperti mobil ini. Kriteria selanjutnya bermesin 2.500 cc. Kemudian secara maintenance terjangkau,” ucapnya.

Setelah mendapat mobil sesuai kriteria, Annissa langsung menyulap bagian belakang mobilnya seperti rumah, lengkap dengan tempat tidur, dapur, dan wastafel.

“Mobil ini saya anggap memang seperti rumah, jadi dari kasur saja saya pilih yang memang benar-benar nyaman, bukan kasur lipat (sofa bed) karena kan untuk tidur setiap hari, punggung saya bisa sakit kalau pakai yang lipat seperti itu,” kata dia.

Tak hanya itu, toliet portabel dan kebutuhan listrik pun juga disediakan di mobil ini.

“Ada galon, toilet portabel, dan power station portabel juga untuk kebutuhan listrik. Listrik ini kalau nyolok USB seperti handphone, pompa air, AC, bisa sampai empat atau lima hari,” ucap Annissa.

Sementara untuk menyimpan baju, wanita yang juga tergabung dalam komunitas Campervan Indonesia ini mengaku memasukkannya ke dalam kain yang dijadikan bantal untuk tidur agar mudah untuk dijangkau.

Bagian belakang mobil pun tak luput dari ubahan. Annissa memodifikasi bagian bagasi menjadi rak buku untuk menaruh koleksi bacaannya.

Tak hanya buku, alat-alat tukang seperti mur, obeng, dan bor untuk membangun campervan ini juga diletakkan pada bagian belakang mobil.

Saat tidur pun, wanita yang bekerja sebagai pekerja lepas di sebuah event organizer (EO) ini mengatakan bisa di mana saja. Biasanya ia memarkir mobilnya di tempat parkir, atau kalau memang terpaksa tidur di pom bensin untuk sekadar berisitirahat.

“Biasanya kalau di Jakarta saya parkir di sini (Duren Tiga), atau bisa di tempat parkir lainnya. Pom bensin juga pernah,” kata dia.

Bicara soal biaya, Annisa mengaku hanya merogoh kocek tidak lebih dari Rp 5 juta untuk memodifikasi mobil seperti rumah ini.

“Saya bikin ini cuma Rp 5 juta. Karena ini cuma pakai multiplek saja, dan saya ngerjain semuanya sendiri dengan bantuan beberapa teman,” katanya.

Ubahan itu hanya dilakukan pada bagian kabin baris kedua hingga belakang. Sementara untuk bagian eksterior, interior baris pertama, mesin, dan kaki-kaki tidak dilakukan ubahan sama sekali.

Dengan mobilnya ini, Annissa sudah melakukan beberapa kali perjalanan, mulai dari Pulau Jawa, Bali, Aceh, hingga Flores.

“Paling sering itu Jawa-Bali, tapi paling jauh itu Aceh, butuh waktu sampai dua bulan ke sana dari Bali. Karena saya nyetir sendiri, jadi jalan santai,” ucapnya.

Keberanian Annissa tentu patut diacungi jempol. Pasalnya, ia kerap kali mengemudi seorang diri ke berbagai kota tujuannya. Belum lagi dirinya adalah seroang wanita yang kerap kali menjadi target kejahatan.

“Paling penting itu harus selalu punya pikiran positif, karena pikiran negatif itu bisa saja mengalahkan langkah kita. Selain itu, permisi kalau mau memasuki tempat baru, sopan, dan yang hal yang tak kalah penting punya komunitas. Karena saya sudah merasakan, kalau ikut komunitas itu sangat membantu untuk kita yang sering traveling seorang diri,” ucap Annissa.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/01/08/132100415/modifikasi-hyundai-h1-jadi-campervan-wanita-ini-sudah-tinggal-di-mobil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke