JAKARTA, KOMPAS.com - MotoGP musim 2022 akan menyuguhkan balapan sebanyak 21 seri. Jumlah tersebut merukapan balapan terbanyak selama era MotoGP diselenggarakan.
Ada dua tuan rumah baru pada musim 2022 yakni Indonesia dan Finlandia, dengan Sirkuit Mandalika dan KymiRing. Keduanya belum pernah digunakan menyelenggarakan MotoGP sebelumnya.
Jumlah 21 seri menjadi isu tersendiri di kalangan pebalap. Ada yang menganggapnya positif seperti Maverick Vinales, dan ada juga yang kritis seperti Marc Marquez.
Pebalap Aprilia, Maverick Vinales, berpendapat bahwa menyenangkan MotoGP digelar di negara baru. Sebab, akan mengembangkan balapan itu sendiri dan memperbanyak penggemar MotoGP.
"Selalu menyenangkan datang ke negara baru. Ini bagus untuk kami dan untuk kejuaraan. Saya pikir MotoGP akan tumbuh sebagai hasilnya. Itu harus menjadi tujuan kami," kata Vinales mengutip Motorsport-Total.com, Senin (3/1/2022).
Berbeda dengan Vinales yang melihat dari sisi perkembangan MotoGP, maka Marc melihat dari sisi pebalap yang lelah dengan jadwal padat selama setahun penuh.
“Jika kami ingin pergi ke lebih banyak negara di masa depan, kami harus membatalkan beberapa balapan. (Jumlah) 21 balapan adalah jumlah yang besar," katanya.
Meskipun demikian, pebalap andalan Repsol Honda itu masih bisa menerima jumlah sebanyak 21 seri. Batas paling banyak menurutnya ialah 22 seri.
"Kita tidak bisa terus seperti ini. Kami harus menetapkan batas," kata juara enam kali MotoGP itu.
Alasannya ialah dengan banyaknya balapan, maka jika terjadi cedera dapat berdampak besar pada pertarungan perebutan gelar juara dunia.
Misalnya jika seorang pebalap cedera pada awal musim kemudian harus absen, dengan jadwal yang ketat mungkin saja pebalap tersebut melewatkan tiga seri.
Pebalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, mengatakan, bahkan sebetulnya tanpa cedera dan bertambahnya jumlah seri yang ada pebalap sudah sangat letih.
"Kadang-kadang Anda merasa sangat lelah. Kami tidak punya banyak waktu untuk bersantai," ungkapnya.
Meski demikian, pebalap Yamaha RNF Andrea Dovizioso mengatakan hal itu bukan sesuatu yang harus dipikirkan.
"Saya bahkan tidak ingin memikirkannya," kata Dovi.
Pebalap Italia itu memahami aspek komersial, tetapi menjelaskan untuk meringankan tim dan pebalap karena jdwal yang terus bertambah, jumlah tes baiknya dikurangi.
"Ini bukan keputusan kami, itu bukan tugas kami. Kami harus mematuhi aturan. Jika itu keputusan saya, saya akan melakukan tiga tes sebelum musim dan bukan hanya dua," katanya.
Pebalap Suzuki Ecstar Joan Mir, di sisi lain, melihat tidak ada masalah balapan berlangsung 21 seri. Namun, dia menyadari bahwa waktu untuk keluarga di rumah akan sedikit.
“Saya tidak tahu berapa banyak balapan yang bisa kami lakukan dalam setahun,” kata juara dunia 2020 itu.
Pada akhirnya, Mir ingin menunggu dan melihat bagaimana musim 2022 berjalan karena dia tidak pernah balapan begitu banyak dalam setahun.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/01/03/114200915/pro-kontra-pebalap-motogp-soal-jumlah-balapan-jadi-21-seri