JAKARTA, KOMPAS.com – Berkendara sambil menerobos banjir mungkin sudah menjadi hal yang wajar bagi yang tinggal di daerah pesisir, atau lokasi langganan hujan.
Namun alangkah baiknya kita melakukan hal tersebut dengan pengetahuan yang cukup, agar tidak merugikan orang lain.
Seperti video yang baru-baru ini viral di media sosial. Di mana sebuah mobil yang menerjang banjir, awalnya berjalan normal, sampai ketika melewati sebuah gerobak.
Pemilik gerobak pun harus bersusah payah mendirikan kembali gerobak yang jatuh, dengan dibantu warga sekitar, karena pengendara yang ceroboh.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengatakan, ada cara yang bisa dilakukan pengemudi agar tidak menciptakan efek ombak yang besar saat menerobos banjir.
“Jadi saat melewati banjir lakukan dengan kecepatan yang rendah, di posisi gigi 1 dan rpm rendah, plus gas konstan,” ujar Sony, kepada Kompas.com (22/12/2021).
“Rekomendasi kecepatan 5 kpj sampai 10 kpj, dengan catatan tinggi genangan maksimal hanya 20 cm,” kata dia.
Sony menambahkan, berkendara dengan kencang di genangan air justru memungkinkan air tersedot ke dalam ruang mesin dan masuk ke ruang bakar.
Menurutnya, ngebut saat banjir dengan harapan mesin tidak mati merupakan pola pikir yang salah. Sebab perilaku melewatu banjir seperti itu malah bikin mesin mati atau rusak.
“Semakin kencang kendaraan bergerak di kondisi banjir, maka semakin besar efek ombak yang berdampak kepada naiknya muka air di depan kap mesin,” ucap Sony.
“Dan efek ombak tersebut membuat gelombang yang menciptakan dorongan di sekitarnya dan merusak atau mengganggu,” tuturnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/23/182100415/mobil-terobos-banjir-jangan-sampai-membuat-efek-ombak-besar