JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika membaca spesifikasi kendaraan, kerap tertulis rasio kompresi mesin. Rasio kompresi merupakan perbandingan volume ruang mesin saat piston berada di Titik Mati Atas (TMA) dan Titik Mati Bawah (TMB).
Setiap kendaraan biasanya punya rasio kompresi yang berbeda. Situasi ini tergantung dari besarnya kapasitas isi silinder, sampai bentuk piston juga berpengaruh.
Seiring pemakaian kendaraan, kompresi mesin ternyata bisa turun yang berefek kurang bertenaga atau ngempos. Selain itu, kompresi yang turun juga bisa membuat bahan bakar lebih boros karena tenaga yang berkurang.
Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso Suparman menjelaskan, ada empat hal yang bisa menyebabkan kompresi mesin turun atau kompresi bocor. Pertama disebabkan dinding silinder yang baret karena pelumasan mesin tidak bekerja dengan baik.
“Celah yang ada di dinding silinder membuat bocor kompresi. Pelumasan yang tidak baik bisa jadi karena oli sudah lama tidak diganti, spesifikasi oli yang tidak pas, atau sistem pompa oli tidak berjalan,” ucap Suparman kepada Kompas.com, Selasa (21/12/2021).
Penyebab kedua adalah ring piston yang menguncup sehingga kompresi bocor. Ring piston yang menguncup ini bisa karena usia pakai, atau pernah diganti dengan suku cadang bukan orisinal.
“Ketiga, ada katup yang tidak rata, bisa karena bengkok, atau terganjal kotoran. Jadi katup tidak menutup rapat yang akhirnya mesin bocor dan kompresi turun,” kata Suparman.
Soal katup yang ada di mesin bisa tidak menutup rapat karena termakan usia, jadi tergerus dan bocor. Terakhir, packing mesin memang sudah bocor, yang akhirnya kompresi ikut turun.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/22/114200315/empat-kondisi-yang-bisa-bikin-kompresi-mesin-ngempos