JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini tingkat emisi gas buang kendaraan bermotor menjadi perhatian penting di Indonesia, dalam upaya menekan polusi udara yang semakin mengkhawatirkan.
Bahkan pada beberapa wilayah tertentu, aturan ambang batas CO2 yang dihasilkan suatu kendaraan tengah diperketat. Apabila tak sesuai dengan batas yang ditetapkan, siap-siap akan dikenakan sanksi hukum.
Dalam cangkupan lebih luas, pemerintah RI pun telah menetapkan bahwa perhitungan tarif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) berdasar pada tingkat efisiensi dan kadar emisi (PP 74/2021).
Dengan kata lain, kendaraan yang tingkat keluaran emisinya tinggi harga jual ke pasarnya bakal lebih mahal. Sehingga secara perlahan membuat masyarakat bergeser untuk menggunakan mobil yang lebih rendah emisi.
Berfokus pada isu tersebut, tim Redaksi Kompas.com melakukan pengujian teradap beberapa mobil yang mampu menekan polusi udara selain mobil listrik.
Bertajuk Kompas Otomotif Challenge (KOC), salah satu kendaraan yang digunakan ialah Toyota Fortuner 2.4 VRZ Turbo Diesel berpenggerak 4x2.
Menempuh perjalanan sejauh 578,7 dengan rute kombinasi (tol dan ruas perkotaan) Jakarta-Yogyakarta selama dua hari, didapatkan rata-rata konsumsi BBM mobil ialah 10,74 kpl.
Hasil tersebut sesuai perhitungan Redaksi menggunakan skema full to full dengan batas bibir tangki mobil. Bahan bakar yang dipilih ialah Pertamina Dex (cetane number 53).
Kemudian, data yang sama dikonversi menjadi konsumsi per 100 kilometer Diesel untuk kemudian dihitung kembali supaya mendapat data besaran tingkat emisi CO2-nya, yaitu 246,45 gram per kilometer CO2.
Angka itu terbilang tinggi, mengingat saat penggunaan mobil pengemudi normal, tanpa gaya berkendara eco driving. Maka, bisa saja datanya berubah karena tiap pengendara punya karakter masing-masing.
Sementara itu, apabila menghitung tingkat emisi menggunakan rata-rata konsumsi BBM yang tertera pada layar MID, yakni 11,1 kpl hasilnya menjadi 219,9 gram per kilometer CO2.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/17/110200415/hitung-tingkat-emisi-gas-buang-toyota-fortuner-diesel