Renault Keluar dari Gaikindo sejak Februari 2021, Data Penjualan Nol

JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memastikan bahwa PT Maxindo Renault Indonesia (MRI) telah keluar dari keanggotaan asosiasi sejak Februari 2021.

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menjelaskan, hal tersebut putus setelah agen pemegang merek Renault di Tanah Air itu tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya ke asosiasi.

"Dari Februari lalu, kewajiban di asosiasi tidak dipenuhi seperti melaporkan penjualan. Kami kontak tidak ada respons, bersurat juga tidak dibalas, jadi sudah tidak ada komunikasi," katanya saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/12/2021).

"Sehingga, kita harus diambil langkah," kata Kukuh.

Padahal, kata dia lagi, perkembangan Renault di Indonesia sedang berada di posisi yang positif. Apalagi, kondisi industri otomotif dalam negeri terus bergerak ke arah yang lebih baik usai anjlok di tahun lalu.

Namun, Gaikindo masih berharap MRI segera menjalin komunikasi kembali dengan asosiasi agar dapat bergerak bersama memajukan industri otomotif di Indonesia.

"Sayang sekali, padahal momenya sedang bagus, industri dan penjulan mulai naik lagi," katanya.

Beberapa waktu lalu, Gaikindo menyatakan pengumpulan data merupakan amanat Peraturan Menteri Keuangan No.228/2017 di mana disebutkan ada beberapa asosiasi legal yang diwajibkan untuk menyampaikan data serta informasi berkaitan perpajakan.

Dalam lampiran tersebut, tercantum asosiasi dimaksud salah satunya ialah Gaikindo dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Namun pada data Gaikindo hingga Oktober 2021, penjualan Renault kosong sejak bulan kedua.

Tercatat, penjualan dari pabrik ke diler (wholesales) maupun dari diler ke konsumen (retail sales) Renault selama Januari-Oktober 2021 hanya 46 unit.

Sangat jauh dari perolehan pada periode sama tahun lalu yang menapai 272 unit dan 252 unit untuk penjualan ritelnya.

Hingga artikel ini diterbitkan, pihak MRI belum memberikan jawaban usai dihubungi tim Kompas.com.