JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak dampak negatif yang dapat disebabkan oleh kendaraan niaga berstatus over dimension dan over load (ODOL), dari mulai kecelakaan lalu lintas fatal hingga rusaknya infrastruktur jalan raya.
Oleh sebab itu, pemerintah mematok target zero ODOL pada 2023. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan melakukan gerakan Safety Campaign yang melibatkan induk Patroli Jalan Raya (PJR) Tol Tangerang-Merak, PJR Polda Banten, Dinas Perhubungan Daerah Banten, serta Astra Tol Tangerang-Merak.
Acara safety campaign ini juga diikuti dengan dilaunchingnya satgas nataru 2021 dengan mengusung tema Nataru Setuju (Selamat Sampai Tujuan) yang digelar di rest area KM 68a Tol Tangerang-Merak.
Adhie Resza, Direktur Astra Tol Tangerang-Merak mengatakan bahwa kendaraan odol menyebabkan beberapa dampak negatif, seperti memperparah kerusakan pada badan jalan tol.
“Kegiatan kampanye keselamatan khusus terkait kendaraan odol hari ini bukan merupakan kegiatan one-time, melainkan rangkaian program pengendalian odol yang menerapkan prinsip 3E, yakni Education, Engineering, dan Enforcement,” ucap Adhie Resza, Rabu (24/11/2021).
Menurut Adhie, penerapan 3E meliputi edukasi yang dilakukan melalui pesan-pesan animasi di media sosial, serta penambahan pemasangan sensor Weight in Motion (WIM) yang dapat mendeteksi beban kendaraan sebagai upaya engineering.
“Peralatan WIM adalah alat untuk mengukur, bukan alat untuk melarang kendaraan berat lewat, tetapi mengukur berapa tonase dan dimensi dari kendaraan tersebut. Sehingga oleh petugas akan diberikan tanda bahwa Anda harus keluar di gerbang terdekat. Artinya, kita memberikan hasil ukuran atau petunjuk,”kata dia.
Adhie menambahkan, hingga saat ini pihaknya bersama dengan PJR dan juga Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) terus berupaya untuk memberikan kesadaran para pengemudi truk, bahwa truk yang melintas di jalan hanya boleh parkir di rest area.
“Di jalan tol Tangerang-Merak ini ada 4 rest area, di KM 43 dan KM 68 Ambon Bandung, jadi tidak ada alasan untuk para pengemudi untuk parkir di bahu jalan. Bahu jalan itu tidak didesain untuk parkir kendaraan berat, sehingga itu amat merugikan kami sebagai pengelola jalan tol, sebab akan mempercepat kerusakan di bahu jalan,” ucapnya.
Sementara itu Ka Induk PJR Tol Tangerang-Merak AKP Wiratno mengungkapkan, jajarannya siap bekerjasama dalam mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
“Kita sama-sama berkampanye untuk zero odol, zero over dimension dan zero overload. Jadi untuk menuju zero odol 2023 kami mendukung penuh,” ucap Wiratno.
Wiratno berharap, dengan adanya kegiatan kampanye zero odol ini, pada tahun 2023 nanti para pengusaha angkutan bisa merealisasikan kendaraannya yang sesuai dengan aturan pemerintah.
“Ini masih bersifat imbauan, saya berharap kepada pengusaha transportasi untuk bersiap, marilah untuk tahun 2023 nanti itu sudah tidak over dimensi dan overload dengan mengikuti dimensi yang sudah ditetapkan pemerintah,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/11/25/082200315/tol-tangerang-merak-mulai-bersih-bersih-truk-odol