Target Suzuki Wujudkan Kendaraan Elektrifikasi Produksi Lokal

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menyatakan telah menghentikan penjualan kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) alias Low Cost Green Car (LCGC) Karimun Wagon R di dalam negeri.

Niat ini sejalan dengan fokus Suzuki untuk menyongsong era elektrifikasi di Indonesia yang sudah di depan mata.

“Secara domestik memang kita sedang fokus untuk kendaraan elektrifikasi. Jadi (Karimun Wagon R) di dalam negeri kami berhentikan,” ucap 4W Marketing Director PT SIS Donny Saputra, Jumat (19/11/2021).

Joshi Prasetya, Stategic Planning Dept Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), sebelumnya mengatakan Suzuki sedang mempersiapkan mobil listrik murah untuk konsumen Indonesia.

Dalam rencana ini, Suzuki diketahui bakal menyiapkan teknologi Mild Hybrid demi menciptakan basis produksi mobil listrik murah buatan Indonesia.

Sebagai infromasi, teknologi tersebut dinilai bisa menekan harga mobil listrik menjadi lebih murah lantaran hanya memanfaatkann lima cell baterai. Untuk sekadar pembanding teknologi lainnya, adalah Strong Hybrid 40 cell baterai, Plug-in Hybrid 100 cell baterai, dan Battery Electric Vehicle (BEV) 300 cell.

“Kami berpikir efisiensi, ini sebagai filosifi dasar dari Suzuki. Dan kami ingin bisa merealisasikan di segmen kendaraan yang memang terjangkau, itu penting,” kata Joshi.

Namun, untuk mencapai tujuan tersebut ada berbagai hal yang harus di pertimbangkan.

“Saat ini sudah ada kendaraan Hybrid, Plug in Hybrid, BEV dan lain sebagainya. Namun, kita harus melihat dulu perkembangan dan bagaimana. Sehingga kalau teknologi ini (mild hybrid) dijual memang layak dibeli konsumen. Jadi memang kembali lagi, ada harga terjangkau, infastruktur yang mendukung, serta aspek lainnya yang bisa dipertimbangkan,” kata dia.

Suzuki juga masih enggan menjelaskan model apa yang akan menggunakan teknologi Mild Hybrid dan dijual di Indonesia. Namun, indikasi model terlaris sekaligus backbone di segmen kendaraan penumpang, adalah Ertiga.

“Masalah timing dan lain sebagainya, kita harus melihat dulu kondisi lingkungan yang ada sekarang seperti apa. Tunggu tanggal mainnya ya, yang jelas kita serius untuk membuat dan mengembangkan model tersebut,” ucapnya.