JAKARTA, KOMPAS.com - PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) sekali lagi memastikan komitmennya untuk mengakselerasi era mobilitas masa depan di Tanah Air, terkhusus pada kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Upaya pabrikan asal Korea Selatan tersebut sudah mulai terlihat melalui pendirian pabrik di kawasan Cikarang, Jawa Barat seluas 77 hektar, kehadiran mobil listrik murni, sampai mengikuti pameran otomotif GIIAS 2021.
Mengusung tema 'Indonesia: Into the Spotlight of Innovations', perseroan bermaksud untuk menjadikan Tanah Air sebagai sorotan industri otomotif dunia, termasuk perihal elektrifikasi selama pameran berlangsung.
Langkah ini ditempuh dengan hadirnya jajaran mobil listrik andalan yang memimpin pangsa pasar electric vehicle (EV) di Indonesia, yaitu Kona EV dan Ioniq Electric.
Tidak sampai di sana, selama GIIAS 2021 dipamerkan pula mobil konsep berteknologi elektrik dengan desain klasik yang tidak lekang oleh waktu, bernama Prophecy.
Prophecy merupakan bukti filosofi desain Hyundai 'Sensuous Sportiness' dan menjadi manisfestasi dari 'Optimistic Futurism,' yang berfokus pada hubungan emosional antara manusia dan mobil dengan menyeimbangkan alam dan teknologi, emosi, dan kepraktisan.
"Kami juga memamerkan lebih banyak inovasi berkelanjutan yang akan mendorong ekosistem EV secara global, termasuk Indonesia. Di antaranya adalah platform khusus untuk kendaraan listrik masa depan yakni Electric Global Modular Platform (E-GMP)," kata Chief Operationg Officer PT HMID, Makmur dalam keterangan tertulis, Kamis (18/11/2021).
Platform ini akan diaplikasikan pada Ioniq 5 yang merupakan mobil listrik pertama dari Hyundai yang akan diproduksi di Indonesia. Ada banyak manfaat yang diberikan untuk EV dengan hadirnya E-GMP, yaitu;
1. Memungkinkan berbagai konfigurasi produk melalui modularisasi dan standarisasi,
2. Memberikan sensasi berkendara yang lebih halus dan stabil,
3. Menjamin stabilitas dan daya tahan dengan struktur bodi kokoh,
4. Memberikan keunggulan tersendiri pada suasana eksterior dan memaksimalkan penggunaannya.
Di sisi lain, lanjut Makmur, inti dari E-GMP adalah ringkas, efisien, bebas stres saat pengisian daya (100 km dalam 5 menit), menyenangkan dalam berkendara.
Serta, vehcile to load (V2L) yang memungkinkan alih fungsi sebagai pengisi daya listrik sebesar 110V/220V kepada kendaraan lain.
"Itu memungkinkan melalui Integrated Charging Control Unit (ICCU) dan juga Vehicle Charging Management System (VCMS) tanpa menggunakan perangkat tambahan," kata dia.
Guna memudahkan pemilik kendaraan listrik, perseroan mengklaim telah mengembangkan fasilitas charging station di lebih dari 100 lokasi di seluruh Indonesia, mulai dari Sumatera sampai pulau Maluku, sebagai hasil kerja sama dengan pemerintah RI.
Sebagian besar fasilitas tersebut berada di seluruh jaringan dealer Hyundai di tanah air.
"Hyundai memahami bahwa masyarakat saat ini membutuhkan lebih dari sekedar pelayanan mobilitas tapi juga meningkatkan kualitas kehidupan, memberikan pengalaman yang berarti, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat," ujar Makmur.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/11/18/182100315/akselerasi-hyundai-garap-pasar-kendaraan-listrik-di-indonesia