TANGERANG, KOMPAS.com – Pemerintah RI melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk menunda melanjutkan program mandatori biodiesel 30 persen (B30) menjadi biodiesel 40 persen (B40) pada tahun ini.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan, hal tersebut karena pertimbangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang masih rendah dan harga minyak sawit yang masih tinggi.
Sehingga, akan dibutuhkan tambahan insentif dan subsidi lebih besar dibandingkan saat merealisasikan program B30. Untuk diketahui, proyeksi besaran insentif program terkait sekitar Rp 46 triliun.
Meski begitu, sejumlah agen pemegang merek (APM) kendaraan niaga tetap melakukan persiapan terkait regulasi tersebut, salah satunya PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB).
“Sampai saat ini pemerintah baru menerapkam B30, B40 masih studi. Kami belum peroleh informasi level berapa sekarang,” ujar Duljatmono, dalam konferensi pers di ICE BSD City (12/11/2021).
“Asumsi kami masih dipelajari, tentu saja untuk B30 kami sudah siap produk-produknya baik yang dipasarkan sekarang dan yang akan datang,” kata dia.
Duljatmono juga mengklaim, sejauh ini tak ada masalah terkait penggunaan solar B30 pada kendaraan Mitsubishi Fuso.
“Sudah terbukti sejak 2016 dilakukan pada Colt diesel, dan tidak ada masalah untuk Fighter, karena sudah tambahkan triple filter. Jadi sangat siap,” ucap Duljatmono.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/11/13/144200415/kesiapan-mitsubishi-fuso-sambut-program-biodiesel-b40