JAKARTA, KOMPAS.com - Adanya relaksasi PPnBM diskon 100 persen rupanya tak serta-merta membuat penjualan Daihatsu Xenia mengalami peningkatan yang signifikan.
Lantas, apa yang membuat perfoma penjualan Xenia cukup lesu? Mungkinkah disebabkan adanya rumor kehadiran generasi baru yang sejauh ini banyak diperbincangkan?
Menjawab hal ini, Hendrayadi Lastiyoso, Division Head Marketing & Customer Relation Astra International-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), menampik hal tersebut.
"Tidak terganggu, karena sampai saat ini Xenia indenya masih tinggi. Jadi permintaan terhadap Xenia meski dengan current model dan di tengah-tengah adanya isu yang katanya model baru, masih tetap tinggi," kata Hendrayadi saat konferensi pers virtual, Kamis (14/10/2021).
Meski demikian, Hendrayadi mengaku penjualan Xenia pada 2021 memang tak sebaik periode sebelumnya. Namun, hal tersebut bukan berarti penyerapan pasarnya turun.
Menurut Hendrayadi, hambatan pada sisi produksi membuat penjualan MPV murah kembaran Avanza terkesan lesu. Kondisi itu karena adanya pengetatan penerapan protokol kesehatan yang diwajibkan pemerintah.
"Karena pada masa prokes ada hal menjaga jarak yang berpengaruh pada take time produksi lebih lambat. Jadi masalah pada Xenia untuk tahun ini lebih ke pada suplai," ucap Hendrayadi.
"Sebenarnya permintaan Xenia dan Terios itu bisa lebih baik karena permintaannya lebih tinggi dari penjualan yang kami catatkan di data ritel. Jadi sebenarnya penjualan memang tidak terlalu baik, tapi demand-nya tetap tinggi," katanya.
Berdasarkan data, Xenia berada di urutan keenam dari semua model penjualan Daihatsu sepanjang Januari hingga September 2021.
MPV murah tersebut mencatatkan penjualan ritel 7.080 unit. Sementara untuk Terios, terjual 13.664 unit dan menempati posisi keempat tepat di bawah Ayla.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/10/16/094200315/penjualan-xenia-lesu-daihatsu-klaim-bukan-karena-isu-generasi-baru