Ketika sudah dalam kondisi ini, penting bagi pemilik untuk segera mengeringkan helm. Jangan membiarkan kering dengan sendirinya, sebab bisa membuat piranti keselamatan berkendara itu cepar habis masa pakainya.
Research & Development PT Tarakusuma Indah selaku produsen helm KYT Tugimin mengatakan, ada baiknya sebelum mencuci, busa dicuci terlebih dahulu.
“Rendam dulu dengan air panas, kira-kira 70 sampai 80 derajar Celcius. Gunakan sabun yang tidak mengandung deterjen, seperti sabun cair untuk kain batik lebih aman. Kucek perlahan, dan bilas dengan air mengalir,” ujar Tugimin saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.
Jika helm sudah kering, lakukan pencucian kembali untuk mendapatkan hasil optimal. Hal ini berguna supaya helm tidak bau dan membersihkan jamur secara merata.
Sementara itu, salah satu pegiat Komunitas Belajar Helm Ahmad M menambahkan, mengeringkan helm yang basah setelah terkena hujan, tidak perlu jemur di bawah panas matahari.
“Mengeringkan helm cukup pakai kipas angin saja. Dalam waktu tiga jam juga kering kalau pakai kipas angin terus menerus. Kalau di jemur efeknya membuat Expanded Polystyrene/Styrofoam (EPS) cepat getas,” ucap Ahmad.
EPS merupakan bagian busa peredam yang menempel di batok helm. Jika getas, kemampuan meredam hantaman bisa berkurang, sehingga kemanan dari helm tidak maksimal. Namun, jika ingin cepat kering cukup bagian busanya saja yang dijemur.
“Bagian busa yang bisa dicopot di helm, boleh dilepas agar lebih ceapat kering. Tetapi untuk batok helmnya, cukup diangin-anginkan saja,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/09/30/102200615/basah-kena-hujan-jangan-asal-mengeringkan-helm