Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

EHang 216 Taksi Terbang Pertama di Indonesia, Masih Menunggu Izin

JAKARTA, KOMPAS.com - Taksi terbang asal China, EHang 216 yang dibawa oleh importir umum Prestige Image Motorcars menjadi fenomena tersendiri di industri transportasi nasional baru-baru ini.

Pasalnya, kendaraan yang tidak umum tersebut dipercaya akan menjadi salah satu transportasi massal di masa depan karena mampu mengatasi kemacetan akibat penambahan volume lalu lintas.

Hanya saja, kendaraan berjenis Autonomous Aerial Vehicle (AAV) itu terbentur regulasi untuk dioperasikan di Indonesia. Perseroan menyebut, kini masih ada beberapa tahap lagi sebelum mobil dapat izin terbang.

"Kita tinggal tunggu regulasi dari Kementerian Perhubungan dan pihak-pihak yang berkaitan dengan izin penerbangan. Rencananya, EHang 216 akan melakukan uji coba di Bali pada Oktober 2021," kata Presiden Direktur Prestige Image Motorcars Rudy Salim kepada Kompas.com.

Sebelum disiapkan untuk melakukan uji coba, tim mendapat kesempatan untuk langsung melihat lebih dekat sampai duduk di kabin drone raksasa tersebut. Tak lupa, mencari tahu bagaimana cara kendaraan terbang dan mendaratnya.

Pada tampilannya, tentu saja EHang 216 tidak seperti taksi kebanyakan yang bisa ditemui sehari-hari di jalan. Kendaraan terlihat unik, menyerupai helikopter tetapi dimesinya lebih kecil yang dikelilingi 16 baling-baling dan 8 lengan.

Hal tersebut guna menekan bobot kendaraan supaya bisa bergerak secara bebas seraya menghemat ruang. Pada lembar spesifikasi, kendaraan itu hanya butuh 5 meter persegi sebagai area parkirnya.

Lebih rinci, dimensi yang dimiliki EHang 216 adalah tinggi 1,77 meter, lebar 5,61 meter, dan 8 lengan yang bisa dilipat.

Dengan luas yang sangat kompak, tentu daya tampung kendaraan hanya untuk dua orang saja. Tapi jangan kecewa, karena ternyata duduk di kabin EHang 216 cukup memuaskan walau akses masuknya terbilang kecil.

Tim dengan tinggi 171 cm dan berat 55 kg sangat mudah untuk masuk kabin. Tapi pada kondisi tinggi 173 cm dan berat 70 kg, aksesnya menjadi cukup menyulitkan sehingga butuh bantuan orang lain.

Masih dengan postur tubuh yang sama, patut diakui bahwa berbagi tempat duduk di kabin EHang 216 bukan pilihan terbaik. Terlebih pada bagian tengahnya, tidak ada arm rest maupun cup holder.

Meski demikian, kendaraan ini diklaim sanggup membawa beban maksimum 220 kilogram. Sehingga utilitasnya sangat tinggi, Anda bisa membawa barang bawaan sederhana selama penerbangan.

Di samping itu, di bagian depan penumpang terdapat layar berukuran besar yang bisa memberikan banyak informasi selama penerbangan, mulai dari navigasi, arah angin, peta, sampai gambaran keadaan di bawah secara real time.

Guna mengurangi rasa bosan sekaligus menambah rasa aman saat berpergian, ada manual book mengenai EHang 216. Di sana, berbagai informasi tersaji secara sederhana dan mudah dipahami dari cara masuk, hal yang tak boleh dilakukan selama terbang, serta lainnya.

Tidak ada tombol pengoperasian kendaraan di kabin, jadi benar-benar seperti berada di kursi penumpang helikopter. Semuanya sudah otomatis diatur melalui suatu sistem komando yang didukung saluran transmisi nikabel 4G atau 5G.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/09/28/170100715/ehang-216-taksi-terbang-pertama-di-indonesia-masih-menunggu-izin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke