JAKARTA, KOMPAS.com – Pengecasan mobil listrik saat ini masih terkendala jarangnya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan lamanya proses pengisian daya.
Seiring berjalannya waktu, hambatan-hambatan tersebut mulai diminimalisir. Salah satunya lewat kemunculan teknologi SPKLU nirkabel.
Teknologi ini diprediksi bakal memudahkan pemilik mobil listrik dalam mengisi ulang daya. Namun wireless charging bagi mobil listrik disebut masih butuh waktu lama, sampai benar-benar bisa diandalkan.
“Ini adalah teknologi yang layak, yang telah dikembangkan ke titik efisiensi yang sangat baik,” Johan Hellsing dari China Euro Vehicle Technology (CEVT), sekaligus pakar utama Motion & Energy di pusat inovasi untuk Zhejiang Geely Holding Group, dikutip dari Paultan (26/9/2021).
“Dengan kemampuan untuk mengisi daya pada 10 atau 20 kW, dan bahkan pada 75 kW, seperti yang dapat ditawarkan oleh satu perusahaan,” kata dia.
Meski begitu, dengan aspek teknis transfer daya nirkabel terus berkembang, diikuti juga dengan peningkatan tarif dan efisiensi, belum tentu diikuti dengan minat konsumen menggunakan teknologi ini.
Apalagi Hellsing juga memprediksi, bahwa pengguna saat ini belum keberatan mengecas mobil listrik dengan kabel dan mencolokkannya ke SPKLU.
Menurutnya, banyaknya aksesibilitas ke SPKLU membuat konsumen mobil listrik di Norwegia, salah satu pasar mobil listrik terbesar di dunia, belum begitu tertarik dengan teknologi wireless charging.
“Norwegia adalah contoh yang baik. Mereka memiliki penetrasi EV tertinggi di dunia, tetapi tidak ada yang meminta pengisian nirkabel,” ucap Hellsing.
"Beberapa tahun yang lalu saya pikir nirkabel akan diperlukan. Saya pikir dengan munculnya mobil otonom, di mana kendaraan dapat mengemudi sendiri untuk mengisi daya, kita harus melihat pengisian menjadi otomatis juga,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/09/26/174100315/teknologi-wireless-charging-buat-mobil-listrik-siap-meluncur