JAKARTA, KOMPAS.com – Truk di Indonesia bisa dibilang paling sering terkena aksi kriminal. Misalnya dari aksi pemalakan, bajing loncat, begal, perampasan, sampai pencurian barang, mulai dari ban serep, aki, bahkan speedometer.
Aksi pencurian speedometer truk kini semakin marak. Alasannya, karena mudah membobol pintu truk, sehingga aksi pencurian bisa dilakukan dengan cepat, barangnya kecil jadi mudah untuk dimasukkan ke dalam tas, dan harganya yang lumayan mahal.
Yanuar Iswara, Wakil Ketua Bidang Sarana dan Prasarana Angkutan DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DIY mengatakan, kasus pencurian speedometer sangat banyak dan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
“Pokoknya di mana saja truk parkir, bisa terjadi aksi pencurian speedometer. Misalnya di rest area, warung, atau pinggir jalan, sistem keamanan truk yang minim juga memudahkan pencuri,” kata Yanuar kepada Kompas.com, Rabu (15/9/2021).
Kerugian dari dicurinya speedometer ini bisa sampai Rp 3 juta. Kemudian jika perangkat ECU turut dicuri, tentu truk jadi tidak bisa dikemudikan. Para pengusaha truk berharap adanya pengawasan yang lebih ketat di tempat-tempat truk istirahat.
“Perlu ada CCTV dan operator yang mengamati di tiap rest area. Bukan cuma CCTV tapi enggak ada yang jagain," kata Yanuar.
Pengemudi truk juga sebenarnya bisa mengantisipasi aksi pencurian dengan memilih lokasi istirahat yang minimal ada penjaga parkirnya. Sehingga truk bisa diawasi dan aksi pencurian bisa diminimalisir.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/09/16/112200215/marak-pencurian-speedometer-truk-pengusaha-minta-penjagaan-ketat