JAKARTA, KOMPAS.com – Perkembangan teknologi mobil listrik terus berkembang dari waktu ke waktu. Jika sebelumnya komponen baterai hanya bertahan beberapa tahun, ke depannya komponen ini bisa awet lebih lama.
Seperti target yang ditetapkan untuk baterai milik calon mobil listrik Toyota bZ4X. Dilansir dari Insideevs (10/9/2021), baterai bZ4X diklaim bisa bertahan selama 10 tahun penggunaan.
Kabarnya, selama penggunaan tersebut baterai bZ4X bakal menyisakan 90 persen, atau hanya berkurang 10 persen saja.
Artinya, mobil listrik yang memiliki jangkauan 500 km dalam sekali pengisian sampai 100 persen, masih bisa memiliki daya jelajah hingga 450 km setelah dipakai 10 tahun.
Tentu, klaim ini cukup tinggi, mengingat baterai mobil listrik belum pernah ada yang bisa mempertahankan daya sebanyak itu selama 10 tahun.
Meski begitu, kapasitas sisa baterai masih relatif tergantung dari seberapa sering pemilik mobil menggunakan fast charging.
Untuk diketahui, saat ini Battery Electric Vehicle (BEV) Toyota di China (C-HR dan IZOA) memiliki target sekitar 75-80 persen.
Sedangkan Prius PHEV generasi pertama berada di kisaran 50-55 persen, adapun untuk generasi keduanya sekitar 60-65 persen.
Belum diketahui bagaimana Toyota mengembangkan teknologi baterainya, namun berbagai cara tengah dilakukan.
Salah satunya dengan menyiapkan bahan kimia yang lebih tahan lama, melalui pengaturan suhu secara aktif.
Selain itu kinerja baterai juga akan dibatasi, yang bakal berdampak dalam hal pengisian fast charging.
Sebagai informasi, belakangan Toyota memang tengah menyiapkan baterai solid-state sebagai pengganti lithium-ion untuk mobil listriknya.
Rencananya, bZ4X yang meluncur pada 2022 bakal jadi model pertama yang mengusung teknologi baterai solid-state.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/09/11/092200415/-baterai-baru-toyota-untuk-mobil-listrik-diklaim-bertahan-10-tahun