JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pemalakan terhadap sopir truk terjadi di sejumlah daerah yang berbeda beberapa hari ini. Bahkan ada pula pemalakan yang berlangsung bukan di daerah rawan.
Beberapa akun media sosial pun mengunggah video kejadian pemalakan di lokasi yang berbeda-beda. Misalnya video di akun Instagram @romansasopirtruck, Sabtu (4/9/2021). Dalam unggahannya disebutkan juga lokasi kejadian yang bertempat di Thamrin City, Jakarta Pusat.
Pada hari yang sama, di akun Tiktok @adih0020 juga terdapat unggahan video pemalakan sopir truk di Palembang, tepatnya dekat dari Jembatan Musi II.
Ketua Asosiasi Pengemudi Nusantara Agus Yuda dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Sabtu (4/9/2021), mengeluhkan kejadian pemalakan baru-baru ini berlokasi di daerah yang kurang terekspos oleh aparat. Dengan kata lain bukan wilayah yang sebelumnya dianggap rawan.
"Maraknya kasus pemalakan pengemudi truk ini salah satu dampak makin sulitnya kondisi ekonomi pada pandemi Covid-19. Pandemi mengakibatkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan nekat melakukan kejahatan," ujar Bambang.
Ia mengatakan tindak pemalakan seperti ini sulit untuk diidentifikasi. Sebab pelakunya bukan residivis atau penjahat yang bisa dilacak pola kejahatannya di wilayah rawan tindak kriminal.
Bambang pun mengungkapkan bahwa tidak ada solusi praktis mengenai kasus-kasus semacam ini. Berbeda jika rute truk memang melewati wilayah rawan tersebut, maka akan ada tindakan khusus sebagai antisipasi.
"Yang pertama memang dilihat dari daerah yang dilewati apakah termasuk kategori rawan atau sembarang tempat. Lalu yang kedua, pelakunya ini memang 'pemain' atau bukan," kata Bambang melanjutkan.
Jika rute truk melintasi daerah rawan dan disinyalir terdapat 'pemain' tindak pemalakan, maka tarif jasa angkut barang yang diberikan kepada sopir tentu akan berbeda dibandingkan dengan truk yang melewati rute biasa.
Lalu melihat pula barang muatan yang diantarkan. Umumnya untuk muatan bernilai tinggi seperti sembako atau rokok tentu sudah diasuransikan.
Jika tarif yang dibayar oleh klien terhitung besar maka perusahaan truk juga akan meminta pengawalan kepada aparat berwenang agar proses pengantaran barang aman.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/09/05/160100015/maraknya-kasus-pemalakan-sopir-truk-di-sejumlah-daerah