JAKARTA, KOMPAS.com - Sekarang ini, pilihan motor listrik mulai banyak. Namun, tren konversi motor bensin ke motor listrik ternyata lebih mahal daripada beli produk jadi.
Hendro Sutono, pegiat motor listrik dan juru bicara Komunitas Sepeda dan Motor Listrik (Kosmik), mengatakan, banyaknya konversi saat ini merupakan usaha untuk memahami teknologi kendaraan listrik.
"Kalau dihitung dengan benar, maka konversi sesungguhnya lebih mahal daripada membeli produk kendaraan listrik yang sudah diproduksi oleh pabrik," ujar Hendro, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Menurut Hendro, seandainya komponen dan biaya konversi memakan biaya Rp 10 juta, lalu masih ada biaya uji tipe dan penggantian STNK, BPKB, dan TNKB.
"Untuk uji tipe di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sekitar Rp 3,5 juta per kendaraan. Sementara biaya perubahan STNK, BPKB, dan TNKB belum saya ketahui. Dua variabel itu saja sudah menelan dana Rp 13,5 juta. Dengan dana Rp 13,5 juta tersebut, kita sudah bisa dapatkan motor listrik produksi pabrik," kata Hendro.
Hendro menambahkan, ditambah lagi jika melakukan konversi, maka tidak didukung oleh pendanaan kredit. Sementara saat ini, beberapa lembaga keuangan sudah mulai menyalurkan dana untuk kredit pembelian kendaraan listrik. Bahkan, dengan fasilitas bunga nol persen.
"Biaya konversi juga masih harus ditambahkan harga pembelian kendaraan yang menjadi dasar konversi," ujar Hendro.
Hendro mengatakan, jika melihat sejarahnya, di komunitas banyak yang melakukan konversi. Sebab, sebelum keluarnya Perpres 55/2019, komunitas kesulitan untuk memperoleh kendaraan listrik. Produsennya sangat terbatas dan model yang diproduksi juga terbatas.
"Tetapi kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat rekan-rekan untuk berinovasi dan menguasai teknologinya. Dengan keterbatasan itulah kemudian muncul konversi dari basis motor konvensional produksi pabrik dengan menggunakan komponen yang seadanya," kata Hendro.
Hendro menambahkan, biasanya, komponen motor listrik yang digunakan adalah hasil kanibal dari motor listrik lawas, seperti Trekko, Emoto, Tiger, dan WIM Motor.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/09/01/101200015/konversi-motor-listrik-lebih-mahal-dibanding-beli-produk-jadi