JAKARTA, KOMPAS.com - Viral foto sejumlah pengendara sepeda motor yang parkir di jalur keselamatan darurat atau emergency safety area menjadi perhatian sejumlah pihak.
Bukan hanya banyaknya orang parkir menandakan bahwa masyarakat tidak paham soal fungsi dan rambu, tapi juga mengenai fasilitas emergency safety area itu sendiri.
Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatakan, jalur keselamatan darurat kadang juga tidak mumpuni sebab gravel dan pasir yang berguna untuk absorpsi kecepatan sudah keras.
"Salah kaprah berlangsung sudah lama. Mestinya pasir lunak yang bisa mengurangi kecepatan hingga brake fading (pengereman blong), nah terjadi ini jalur emergency tidak dikelola dengan benar," kata Jusri kepada Kompas.com, Senin (30/8/2021).
Jusri menilai, yang sering terjadi ialah bagian pasir lembut atau gravel yang berguna sebagai speed trap mengeras karena tidak dirawat, sehingga mengurangi fungsi dan tujuan awalnya.
"Yang terjadi gravel-nya keras sekali. Itu ditandai dengan rumput yang tumbuh, harusnya tidak demikian. Kalau (pasir) keras tidak terjadi perlambatan tapi masih bisa meluncur karena permukaan yang padat," katanya.
Jusri mengatakan, pemeliharan gravel, sama seperti pemeliharaan gravel sirkuit. Pasir harus digaruk dan terus digemburkan. Sehingga ketika ada kendaraan yang melewati langsung tenggelam.
"Coba saja jalur Jakarta-Surabaya, gravel permukaan lintasannya sudah keras," kata Jusri.
"Kita negara tropis, tiap pagi ada embun, terus juga hujan, tiap hujan membuat permukaan gravel padat, itu harus digaruk lagi. Kalau tidak akhirnya mubazir," kata Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/08/30/144100015/banyak-jalur-penyelamatan-yang-sudah-tak-ideal-atasi-rem-blong