JAKARTA, KOMPAS.com – Jalan tol atau bebas hambatan di Indonesia sudah menghubungkan banyak kota. Bahkan di Pulau Jawa, dari ujung barat ke timur pun sedah terhubung dengan Jalan Tol Trans Jawa.
Pada jalan tol, tersedia beberapa lajur, salah satunya ada bahu jalan. Bahu jalan letaknya ada di paling kiri, bisa digunakan oleh pengguna jalan tol yang mengalami kondisi darurat atau emergency.
Kendaraan yang mengalami masalah saat melintasi jalan tol, kerap menggunakan bahu jalan untuk berhenti. Namun di jalan tol, bahu jalan tetap menjadi area yang tidak aman sebagai tempat berhenti.
Misalnya saja sering terjadi tabrakan mobil yang berhenti di bahu jalan. Menurut Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting, banyaknya kejadian orang menabrak mobil di bahu jalan adalah keliru dalam melihat jalan.
“Di mana dia melihat ke depan tetapi tidak mengerti apa yang dia lihat dan penglihatan ini sering terputus. Saat tersambung lagi, tahu-tahu dia sudah di bahu jalan atau terpelanting, atau menabrak,” ucap Jusri kepada Kompas.com, belum lama ini.
Jika memang terpaksa harus berhenti di bahu jalan, ada beberapa cara yang bisa mengurangi risikonya. Pertama adalah dengan memasang safety cone di belakang mobil, posisikan cukup jauh sekitar 100 meter agar bisa dilihat orang lain.
Karena dalam kecepatan 100 kpj, sebuah kendaraan dalam satu detik sudah melaju sekitar 28 meter. Sedangkan pengemudi untuk melakukan reaksi seperti manuver atau mengerem, membutuhkan waktu paling cepat 1,5 detik.
“Artinya, dia memerlukan sekitar 60 meter untuk bereaksi. Kalau bisa safety cone dipasang lebih dari 100 meter, mengingat masyarakat Indonesia tidak disiplin dan kadang melebihi batas kecepatan,” ucap Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/08/30/110200315/ingat-bahaya-laten-diam-di-bahu-jalan-tol