JAKARTA, KOMPAS.com - Cara mengerem saat mengemudi pada kecepatan rendah dan kencang berbeda, sehingga ketika mengerem butuh teknik yang tepat. Jika tidak, mobil justru bisa terus melaju dan berakibat fatal.
Namun bagaimana jika terjadi hal yang tidak dapat diprediksi dan mengharuskan pengemudi melakukan pengereman mendadak pada kecepatan tinggi?
Marcell Kurniawan selaku Training Director The Real Driving Center (RDC), mengatakan, dalam defensive driving, usahakan untuk tidak ada yang mendadak.
"Jadi kita harus memiliki jarak aman sehingga kita memiliki waktu reaktif dan jarak berhenti yang cukup," kata Marcell kepada Kompas.com, Sabtu (28/8/2021).
Pada saaat mengemudi, selalu usahakan untuk mengatur jarak aman sehingga pengereman dapat dilakukan dengan aman, jangan sampai ada panic braking.
"Ingat ya, kita harus tetap jaga jarak aman. Kalau kita tidak menjaga jarak aman, mau ngerem sebaik apapun dengan kendaraan sebagus apapun, dan teknologi rem yang paling bagus sekalipun, itupun masih ada kemungkinan gagal," ucap dia.
Pada saat melakukan pengereman mendadak, Marcell menjelaskan ada beberapa teknik pengereman yang dapat dilakukan berdasarkan mobil yang digunakan.
Jika menggunakan mobil yang sudah berteknologi ABS untuk sistem pengeremannya, Marcell menyarankan untuk langsung menginjak rem secara penuh.
Karena sistem pengereman yang sudah menggunakan rem ABS jika dilakukan pengereman, roda tidak akan terkunci. ABS juga memiliki jarak pengereman yang lebih pendek dari rem biasa.
"Kemudian untuk mobil yang tanpa ABS, pengemudi bisa melakukan yang namanya progresive braking. Jadi pengemudi itu melakukan kocok rem dengan cara menekan dan melepas rem berulang utnuk mendapatkan efek ABS," ucap Marcell.
"Kalaupun masih tidak nuntut juga, kita bisa lakukan cara menghidar dengan membelokkan setir dengan catatan situasi belakangnya dan arah berlawanan juga aman," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/08/30/064100015/tips-rem-mendadak-saat-kecepatan-tinggi-untuk-pengemudi-mobil