Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ganti Pelek, Pasang Spacer atau Adaptor Jangan Sembarangan

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat memodifikasi mobil kesayangan, bagian kaki-kaki kerap jadi salah satu incaran utama untuk diubah. Contohnya seperti melakukan penggantian pelek roda.

Ketika memasang pelek aftermarket dengan ketebalan offset yang kurang dari standar, penggunaan spacer jadi salah satu solusinya. Spacer digunakan sebagai pengganjal yang dipasang sebelum pelek.

Sesuai namanya, spacer berfungsi memberikan jarak antara tromol dengan pelek agar roda tidak mentok dan menggesek komponen kaki-kaki mobil seperti tie rod atau rem. Berkat spacer ini permasalahan pelek yang kandas saat mobil berbelok bisa teratasi.

Meski begitu, apakah aman memasang spacer sebagai pengganjal pelek?

Independent Tire & Rim Consultant Bambang Widjanarko menjelaskan penggunaan spacer sebetulnya sah-sah saja. Namun, perlu digarisbawahi bahwa spacer yang digunakan harus berkualitas produksi pabrik ternama, bukan replika hasil cetakan logam produksi rumahan.

"Spacer yang baik tidak akan pecah jika dibuat dengan bahan yang sesuai. Teknik pencetakan juga sangat berpengaruh. Salah teknik akan terjadi penggumpalan logam dan hasil cetakan akan keropos. Logam harus benar-benar cair saat akan dicetak," kata Bambang kepada Kompas.com belum lama ini.

Selain melihat kualitasnya, ia pun juga mengingatkan saat memasang spacer haruslah kencang. Kondisi kaki-kaki dalam keadaan bersih tidak ada kerak lumpur atau tanah. 

Hal yang sama juga harus diperhatikan saat memasang adaptor pelek. Adaptor berfungsi untuk mengakali pemasangan pelek modifikasi yang lubang baut dan ukurannya tidak sama dengan rumah pelek.

Apabila tromol atau drat baut pelek kotor, lama-lama spacer atau adaptor akan melonggar. Sebab ketika mobil berjalan, kerak kotoran tersebut akan rontok karena getaran.

Ini yang menyebabkan posisi baut yang sebelumnya dianggap sudah kencang jadi longgar. Ketika sudah longgar dan dipaksa berjalan maka risikonya komponen ini mudah retak bahkan pecah.

"Jika spacer retak atau pecah, belum sampai pada tingkatan resiko yang bisa mengakibatkan kecelakaan karena spacer hanya bersifat pengganjal antara tromol dengan pelek. Berbeda dengan adaptor. Ini karena adaptor menjadi tempat 'pegangan' pelek. Adaptor pecah bisa menyebabkan roda lepas," kata Bambang lebih lanjut.

Ia pun mengatakan bahwa sebisa mungkin tidak perlu memasang spacer atau adaptor. Sebab tromol dan pelek standar sudah didesain dengan batas toleransi minimum. Pemasangan spacer atau adaptor akan menambah toleransi tersebut. Padahal dalam ilmu fisika, toleransi harus ditekan seminimal mungkin.

Sebagai tambahan, tidak disarankan memasang spacer atau adaptor ketika mobil kerap digunakan untuk perjalanan lintas daerah dengan kondisi jalan yang beragam. Pada dasarnya penggunaan komponen ini lebih ditujukan untuk sisi gaya, bukan utilitas.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/08/28/104200815/ganti-pelek-pasang-spacer-atau-adaptor-jangan-sembarangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke