Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tiga Alasan Maraknya Pelemparan Batu ke Truk

JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi pelemparan batu di jalan menjadi sangat merugikan bagi pengusaha truk. Tentu dengan rusaknya kaca depan truk, harus mengeluarkan biaya untuk perbaikan, pengiriman barang jadi tertunda, atau lebih parah sampai ada korban luka atau jiwa.

Aksi pelemparan batu ini juga bukan hanya terjadi di Lintas Sumatera, di Jawa pun sering terjadi. Lalu sebenarnya apa yang menjadi penyebab maraknya aksi lempar batu ke truk ini?

Ketua Departemen Angkutan Lintas Daerah DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah & DIY Harry Wibowo mengatakan, ada tiga penyebab yang sering menjadi pemicu terjadinya aksi pelemparan kaca truk dengan batu.

"Pertama adalah karena pengemudi truk mengemudi secara ugal-ugalan, melakukan aksi oleng atau meyerobot jalan dan melawan arus yang membuat jengkel pengguna jalan lain,” ucap Harry dalam siaran resmi yang Kompas.com terima, Senin (23/8/2021).

Aksi pengemudi yang ugal-ugalan ini bisa disebut dengan overacting. Aptrindo Jateng & DIY juga sedang mengkapanyekan untuk tidak mempraktekkan Over dimension & Overload, Overspeed, dan Overacting.

Faktor penyebab kedua, kemungkinan adanya intimidasi dari kelompok preman tertentu. Mereka ingin menunjukkan dominasi daerah kekuasaan agar perusahaan truk yang diincarnya merasa takut kemudian pada akhirnya mau membayar jasa kawal bulanan.

"Yang terakhir adalah karena tindakan iseng yang tidak bertanggung jawab saja", kata Harry.

Namun sebagai pengusaha truk dirinya menyebut, yang paling bisa diandalkan dan diharapkan oleh para pengusaha truk anggota Aptrindo Jateng & DIY adalah proteksi dari asuransi dan perlindungan dari aparat kepolisisan, tidak ada yang lain yang bisa lebih dipercaya lagi.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/08/24/114200015/tiga-alasan-maraknya-pelemparan-batu-ke-truk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke