Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Hyundai Hanya Membawa Staria Diesel ke Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Hyundai Staria di pasar dalam negeri membuat alternatif  baru pada segmen multi purpose vehicle (MPV) premium dengan pintu geser, yang selama ini didominasi Toyota Alphard, Velfire, sampai Nissan Serena.

Memiliki dua model konfigurasi penumpang, yaitu Signature 7 (7-seater) serta Signature 9 (9-seater), mobil berdesain futuristis ini dihargai Rp 888 juta sampai Rp 1,020 miliar on the road DKI Jakarta. Staria diimpor utuh alias completely Built Up (CBU) dari Korea Selatan.

Erwin Djajadiputra selaku Sales Director PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengklaim, sebelum dihadirkan secara resmi di Tanah Air Staria sudah melalui survei dan studi komperhensif agar bisa terserap oleh konsumen di Indonesia.

"Hal ini pula yang menjadi alasan kami baru membawa satu varian mesin untuk Staria, yaitu turbo diesel CRDi 2.200 cc. Jadi sudah penuh pertimbangan, dari Hyundai Motor Company (HMC) juga," katanya dalam konferensi virtual, Jumat (20/8/2021).

Padahal, bila melihat di negara asalnya, Korea Selatan, Staria hadir dengan tiga pilihan mesin yang terdiri dari bensin berkapasitas 3.500 cc dengan Smartstream V6, diesel, serta gas.

Tetapi memang kedua varian terkait harganya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan diesel. Terlebih, pengenaan pajak untuk mobil 2.500 cc ke atas di Tanah Air begitu tinggi dibanding kapasitas 2.500 cc ke bawah.

"Selain itu, kemampuan dan teknologi Hyundai juga sudah terbukti efisien dan dengan respon yang baik dari pemakainya. Jadi kami rasa, mesin diesel lebih cocok untuk pengguna Staria di Indonesia," kata Erwin.

Untuk diketahui, pada umumnya mesin diesel mampu meningkatkan efektifitas konsumsi bahan bakar dan menghasilkan torsi lebih besar dibandingkan mesin bensin.

Sehingga, sangat cocok untuk kendaraan yang bertubuh bongsor seperti H-1 ataupun Staria. Tapi permasalahannya, ketersediaan dan persebaran bahan bakar solar yang berkualitas di Indonesia belum merata.

"Dari produsen menyarankan bahan bakar yang digunakan untuk Staria ialah cetane di atas 51 dengan spesifikasi IN90. Kalau di Indonesia, produknya bisa Pertadex atau sejenis," ucap Erwin.

"Yah, kami imbau pengguna untuk menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Supaya, kendaraan terkait tetap dalam kondisi optimal ketika digunakan dan tidak menghadirkan masalah di kemudian hari," lanjut dia.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/08/21/090200415/alasan-hyundai-hanya-membawa-staria-diesel-ke-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke