JAKARTA, KOMPAS.com – Jalan tol di Pulau Jawa memang bisa dibilang sudah cukup baik. Bahkan jalan tol ini sudah dimanfaatkan berbagai PO bus agar mempersingkat waktu tempuh ketika melakukan perjalanan ke luar kota.
Namun, jalan tol kerap digunakan bukan sebagaimana mestinya oleh bus. Bus yang memiliki dimensi besar, kerap memacu kendaraannya hingga kecepatan tinggi, bahkan tidak jarang yang menyalip dari bahu jalan.
Misalnya seperti video yang diunggah akun dashcam owners Indonesia di Instagram. Pada video tersebut, mobil perekam disalip oleh dua bus, satu dari lajur kanan dan satu lagi dari bahu jalan.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengingatkan untuk para sopir bus untuk tidak jadi pembunuh di jalan raya. Hal ini dikarenakan hukuman yang akan mereka terima itu berat jika ada korban dari aksinya yang ugal-ugalan.
“Tertib lalu lintas untuk keselamatan adalah budaya, bukan slogan semata. Karena pada akhirnya yang diukur di jalan raya adalah etika,” kata Sony kepada Kompas.com, Jumat (13/8/2021).
Sony juga tidak membenarkan aksi sopir bus yang menyalip dari bahu jalan apapun alasannya. Bahu jalan merupakan tempat kendaraan berhenti dalam situasi darurat, risiko bahanya tinggi.
“Di Indonesia, kendaraan menganut lajur kiri, sehingga mendahului wajib dari sisi kanan,” ucap Sony.
Mendahului kendaraan itu harus terukur dan beretika. Terukur artinya dengan teknik yang aman, misalnya lewat sisi kanan, lembut, dan dilakukan ketika dibutuhkan saja.
“Beretika artinya, tidak menyalahi aturan-aturan lalu lintas, sehingga keselamatan pihak lain juga diperhitungkan," ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/08/14/100200815/masih-banyak-bus-ngebut-di-jalan-tol-salip-kendaraan-dari-kiri