JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pengembangan era kendaraan bermotor listrik di Indonesia tidak boleh berhenti hanya memiliki dan memproduksi bahan baku saja yang berupa nikel.
Ke depan, program percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) harus benar-benar dilaksanakan sehingga adanya nilai tambah, dengan memanfaatkan teknologi sampai pada produksi kendaraan listrik.
"Kita memiliki kesempatan besar dalam membangun industri mulai dari hulu sampai hilir. Sebagai contoh pertambangan nikel, kita punya tambang nikel tapi tidak boleh berhenti di situ saja," ujarnya pada konferensi virual, Selasa (10/8/2021).
"Kita harus mengembangkan industri hilir seperti industri lithium baterai sampai produksi mobil listrik," lanjut Jokowi.
Ia memproyeksikan bahwa masa depan industri energi akan mengurangi emisi karbon. Jadi, Indonesia patut segera siapkan rantai pasok di dalam negeri supaya tidak tertinggal.
Sebab, semakin banyak rantai pasok yang diproduksi di dalam negeri maka semakin besar pula nilai tambahnya untuk masyarakat dan Indonesia.
"Tetapi, semua itu kuncinya adalah teknologi. Pasar dunia akan mengarah pada green product terutama yang low carbon, resources efficient dan socially inclusive," ucapnya.
"Demikian pula dengan halnya digital economy. Sekali lagi, kuncinya adalah teknologi," kata Jokowi lagi.
Maka dari itu, meski saat ini pemerintah sedang fokus menangani pandemi Covid-19, namun reformasi struktural untuk membangun kemajuan Indonesia kedepan harus tetap dilakukan.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/08/10/193259515/jokowi-ingin-indonesia-produksi-kendaraan-listrik