JAKARTA, KOMPAS.com - Bus tingkat atau double decker sudah banyak beredar di jalanan Indonesia. Berbagai Perusahaan Otobus (PO) pun telah menambah bus tingkat dalam deretan armadanya.
Dengan adanya dua lantai dek dalam bus, tentu saja semakin banyak penumpang yang bisa diangkut. Fasilitas tambahan penunjang kenyamanan penumpang juga makin banyak jika dibandingkan dengan bus yang hanya memiliki satu lantai.
Meski begitu, ada aspek keselamatan penumpang yang harus diperhatikan dalam sebuah bus double decker. Perangkat keselamatan untuk membantu jalannya evakuasi penumpang ketika terjadi kecelakaan haruslah lengkap.
Hal ini yang menjadi catatan penting dalam rekomendasi yang diajukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Ahmad Wildan, Senior Investigator KNKT menjelaskan bahwa ada beberapa poin penting dalam aspek keselamatan bus.
"Pertama terkait pemenuhan persyaratan teknis kendaraan. Kedua, pemenuhan persyaratan laik jalan. Ketiga, terkait crashworthiness atau kemampuan kendaraan untuk melindungi penumpang dari cedera dan dampak serius lainnya ketika terjadi kecelakaan," kata Wildan kepada Kompas.com, Minggu (8/8/2021).
Ketika membahas poin ketiga mengenai crashworthiness, Wildan menyebutkan salah satu contohnya adalah pintu darurat saat terjadi kecelakaan bus terbakar. Pintu darurat memiliki fungsi vital ketika pintu utama tidak bisa digunakan.
Hal tersebut yang menjadi alasan setiap bus wajib dilengkapi dengan alat pemecah kaca untuk menjadikan jendela sebagai pintu keluar darurat.
"Nah pada bus double decker jika terbakar, keluar lewat pintu yang ada pada kondisi emergency penuh asap dan panas akan sulit karena akses bus ini tegak lurus dan sempit. Satu-satunya akses ya lewat jendela. Namun untuk keluar dari dek atas tidak semua orang bisa," ungkapnya lebih lanjut.
Penumpang seperti anak kecil, lansia, dan wanita hamil tentu tidak mungkin melompat dari jendela dek atas dengan ketinggian lebih dari 2 meter. Oleh sebab itu KNKT merekomendasikan karoseri dan PO untuk menambah tangga darurat apapun bentuknya sebagai kelengkapan perangkat keselamatan.
"Saya investigasi pada beberapa (kasus) bus terbakar, kecepatan rambat suhu panas di bawah 5 menit. Jika proses evakuasi lebih dari itu maka penumpang akan pingsan dan terbakar hidup-hidup," kata Wildan menjelaskan.
Ia menekankan bahwa narasi tersebut tidak bertujuan untuk menakut-nakuti. Namun sebagai ilustrasi jika bus double decker mengalami skenario terburuk.
Dengan adanya berbagai kelengkapan keselamatan penumpang, termasuk tangga darurat, jumlah korban jiwa dapat diminimalkan, bahkan sebisa mungkin dapat dicegah.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/08/09/161200615/knkt-rekomendasikan-kelengkapan-tangga-darurat-untuk-bus-tingkat