JAKARTA, KOMPAS.com – Toyota Agya merupakan salah satu mobil di segmen LCGC yang sudah meluncur sejak 2013. Dengan usia sekitar 8 tahun untuk model keluaran pertama, mobil ini memiliki harga jual yang cukup bertahan di pasaran.
Rony Malau, Humas Toyota Agya Club (TAC), mengatakan, Agya jadi pilihan orang-orang yang baru beralih dari sepeda motor ke mobil. Pasalnya, mobil ini memiliki bentuk yang ringkas sehingga membuat siapa saja lebih percaya diri mengendarainya.
“Saya pernah riset kecil-kecilan, orang-orang yang tadinya punya motor mau ganti mobil, kebanyakan gantinya Agya,” ujar Rony, kepada Kompas.com (22/7/2021).
“Entah cuma bertahan 6 bulan atau sampai setahun. Karena nothing to lose, perawatan gampang, dijual lagi juga masih ada harganya,” kata dia.
Untuk Agya keluaran pertama menggunakan mesin 3-silinder 1.000 cc yang tergolong irit bahan kabar. Kemudian pada 2016, keluar model yang mengusung mesin 4-silinder 1.200 cc.
“Yang matik lebih banyak dicari karena kepraktisannya. Tapi harus diperhatikan saat pilih unit, pastikan kondisi matiknya bagus, pindah tuas transmisi enteng, tidak ada getar berlebih saat pindah tuas, tidak ada bunyi kasar juga,” ucap Rony.
Rony menyarankan untuk mengganti oli transmisi matik, dan cairan-cairan lainnya setelah membeli. Karena biasanya bagian tersebut jarang diperhatikan pemilik awam, sekaligus mengembalikan performanya ke sedia kala.
“Kalau jarang servis rutin biasanya rpm suka naik sendiri, nah itu harus dicek throttle body-nya. Itu gampang, biasanya setelah tune up sudah beres. Kemudian cek indikator airbag, kalau suka menyala artinya pernah kena banjir, ini susah diakalin, harus dibawa ke bengkel resmi,” tuturnya.
Selain itu, penting juga untuk melakukan tes jalan sebelum membeli untuk mengetahui komponen yang harus diganti.
“Rata-rata orang pakai untuk taksi online dan disewakan, harus perhatikan detail di kaki-kaki, mulai dari tie rod, long tie rod, dan setir lurus atau enggak,” ujar Rony.
“Pastinya Agya bekas setirnya jarang lurus, penyakit khas, kalau sering disewain, setir rata-rata miring. Biasanya cuma spooring dan balancing bisa beres,” ucapnya.
Terakhir, jangan kaget apabila saat ngebut tercium bau terbakar di dalam mobil. Menurutnya, hal ini terjadi saat mobil dipacu pada kecepatan 100 kpj ke atas.
“Hampir di semua Agya 1.000 cc, mau yang matik atau manual, saat ngebut tiba-tiba ada bau kopling kebakar. Kalau 1.200 cc jarang ada,” kata Rony.
“Saya dulu juga kaget, tapi udah jadi ciri khasnya. Udah dibawa ke Auto2000 juga, ternyata normal. Rata-rata dari baru sudah seperti itu. Triknya saat ngebut buka jendela sedikit atau pakai pewangi mobil, itu lumayan ngurangin baunya,” ujarnya.
Berikut ini daftar harga Toyota Agya dari situs jual beli online:
Toyota Agya 1.000 cc
2013 Rp 70 jutaan – Rp 80 jutaan
2014 Rp 80 jutaan – Rp 90 jutaan
Toyota Agya 1.200 cc
2017 Rp 110 jutaan – Rp 120 jutaan
2018 Rp 120 jutaan – Rp 130 jutaan
https://otomotif.kompas.com/read/2021/07/23/082200315/mahar-rp-70-jutaan-begini-panduan-meminang-toyota-agya-seken