Penjualan Mobil Semester I/2021 Mulai Tumbuh 50 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat adanya kenaikan pejualan mobil dari pabrik ke diler alias wholesales di pasar dalam negeri pada semester I/2021.

Berdasarkan data asosiasi, realisasi penjualan mobil selama Januari-Juni 2021 tumbuh 50,79 persen dibandingkan pencapaian di periode sama tahun lalu, atau dari 260.932 unit menjadi 393.469 unit.

Khusus di Juni 2021, kenaikan wholesales terbilang cukup tinggi yaitu mencapai 32,66 persen secara bulanan jadi 72.720 unit dari 54.815 unit.

Pencapaian serupa juga terjadi pada kinerja ekspor mobil secara utuh atau completely built up (CBU) sepanjang enam bulan pertama yang berhasil mencapai 146.985 unit, naik 39,78 persen secara tahunan.

Sementara itu, ekspor mobil secara terurai atau completely knocked down (CKD) dari Indonesia tercatat sebesar 52.816 unit. Jumlah ini melesat 135,18 persen dari tahun lalu hanya sebanyak 22.457 unit.

Sehingga bisa disebut bahwa kini pasar otomotif dalam negeri tengah bergerak secara positif, mencoba pulih imbas terdampak pandemi virus corona alias Covid-19 setahun belakangan.

Apalagi, pemerintah tengah menjalankan beragam relaksasi seperti diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mulai Maret lalu untuk beberapa model kendaraan tertentu.

Hanya saja bila melihat data ritel sepanjang Januari-Juni 2021, pertumbuhan yang terjadi tak begitu fantastis. Bahkan meninggalkan sedikit jarak dari total permintaan pasar (wholesales) sebesar 5.585 unit (total ritel 387.884 unit). 

Lebih jauh, penjualan mobil dari diler ke konsumen pada Juni 2021 pun tidak sehebat wholesales, hanya naik 2,5 persen dibanding Mei 2021. Secara volume, angkanya ialah 65.756 unit, naik tipis dari bulan lalu sebesar 64.175 unit.

Adapun pada sisi produksi mobil, dalam tiga bulan belakangan memang sempat melambat dari 102.888 unit pada Maret 2021, 94.167 unit di April 2021, dan 64.085 unit selama Mei 2021.

Kemudian pada Juni 2021, produksi kembali membaik yaitu mencapai 100.448 unit. Akan tetapi, pencapaian ini belum berada di kinerja optimalnya. Hal tersebut dilandasi berbagai faktor, dari ketidaksiapan pemasok atas lonjakkan permintaan, krisis global (cip), dan lain-lain.