Mengenal Suzuki A100, Motor Jadul Peliharaan Gofar Hilman

JAKARTA, KOMPAS.com - Suzuki sudah cukup lama memasarkan produknya di Indonesia. Namun, ternyata tak banyak yang tahu motor sport pertama apa yang dipasarkan Suzuki.

Di Indonesia, Suzuki mulai bersaing di pasar otomotif nasional pada 1973. Motor pertama yang dijadikan jagoan adalah A100.

Suzuki A100 diproduksi oleh Suzuki Motor Co. Ltd. di Hamamatsu, Jepang, dan diimpor oleh PT Indohero Steel & Engineering Co.

Di Jepang, motor lawas ini diproduksi pada 1960-1966. Lalu, dilanjutkan lagi di awal 1970-an. Suzuki A100 juga diluncurkan di India pada 1980, tapi dengan nama AX100.

Untuk sebagian orang, mungkin tak asing dengan motor sport yang satu ini. A100 adalah motor sport 2-tak yang cukup laris pada masanya.

Selain itu, A100 juga digunakan oleh beberapa instansi pemerintah sebagai kendaraan dinas, antara lain Pos Indonesia.

Secara desain, tampilannya memang terlihat sangat klasik. Bentuknya serba bulat, jauh berbeda dengan motor sekarang yang bodinya serba tajam dan sangat agresif.

Motor ini menggunakan mesiin 2-tak dengan kapasitas 98 cc. Mesinnya mampu menghasilkan tenaga hingga 9,3 tk pada putaran mesin 7.500 rpm.

Kecepatan maksimumnya diklaim dapat tembus hingga 100 km/jam. Tentunya hasil tersebut didukung juga dengan bobotnya yang ringan, yakni hanya 83 kg saja.

Meskipun menggunakan mesin 2-langkah, tapi motor ini sudah memiliki rotary valve dengan sistem pompa oli otomatis. Sistem ini disebut dengan Crankshaft Cylinder Oil (CCI).

Sistem rotary valve merupakan sistem di mana buka tutup saluran gas baru yang diatur oleh sebuah katup yang berputar. Katup rotary ini digerakkan oleh poros engkol.

Gofar Hilman, penghobi otomotif, mengaku pernah membeli A100 dengan harga Rp 500 ribu dengan kondisi seadanya. Dia pun membangun motor klasik tersebut menjadi motor custom bergaya cafe racer dengan full fairing.

Di beberapa situs jual beli, A100 tahun 1986 dipasarkan mulai Rp 2,5 jutaan hingga Rp 4 jutaan. Harganya sekarang ini bisa dibilang sangat beragam, tergantung dari kondisi fisik hingga kelengkapan surat-suratnya.