JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini mobil bertransmisi matik banyak dipilih oleh masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di perkotaan. Sebab, pengoperasiannya terbilang mudah dan tidak perlu repot meninjak pedal kopling.
Seiring perkembangan zaman, kini sudah banyak mobil bertransmisi otomatis atau matik yang menggunakan teknologi continous variable transmission (CVT). Namun tidak sedikit pengemudi yang belum paham perbedaan sistem kerja antara matik konvensional dan CVT.
Kepala Bengkel Auto2000 Cibinong Deni Adrian menjelaskan, secara keseluruhan komponen yang terdapat di dalam mesin matik konvensional dan CVT hampir sama.
Hanya saja pada matik konvensional perpindahan transmisi digerakan oleh seperangkat planetary gear set yang menghasilkan rasio gigi yang berbeda-beda.
“Sementara pada CVT, proses perpindahannya transmisi dihasilkan oleh perubahan diameter pully karena gaya centrifugal,” ujar Deni belum lama ini kepada Kompas.com.
“Pada CVT belt-nya dapat membuat diameter pully membesar atau mengecil pada putaran tertentu, hingga tenaga yang dihasilkan juga lebih besar atau kecil,” kata dia.
Sedangkan, matik konvensional, perangkat planetary gear seat sangat bergantung pada kinerja oli. Sehingga seluruh perangkat ini harus dilumasi oleh oli.
“Kalau matik yang lama murni main tekanan minyak. Pada CVT juga minyak, cuma ada belt baja yang merupakan media untuk menaikan atau mengurangi momen gerak,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/06/21/171200615/pahami-perbedaan-mobil-transmisi-matik-konvensional-dan-cvt