JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, realisasi penjualan mobil di dalam negeri pada Mei 2021 mengalami perlambatan hingga 30,5 persen dibandingkan satu bulan sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan berbagai aspek yang mempengaruhi, seperti berkurangnya diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) jadi 50 persen serta hari kerja yang lebih sedikit.
"Memang ada penurunan karena hari kerja sedikit. Ini umum terjadi di bulan-bulan Lebaran atau sejenis yang banyak hari liburnya," kata Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto belum lama ini.
Ia percaya bahwa tren penjualan akan kembali meningkat dan bisa mencapai target tahunan asosiasi, yakni 750.000 unit. Apalagi, ada rencana pemerintah untuk memperpanjang relaksasi PPnBM.
Secara rinci, penjualan wholesales (pabrik ke diler) mobil nasional per Mei 2021 ialah 54.815 unit. Turun 30,5 persen dari pencapaian pada April 2021 yang berhasil mencapai 78.908 unit.
Sementara untuk penjualan ritel, minus 19,3 persen secara bulanan yaitu dari 74.499 unit menjadi 64.175 unit. Secara umum, torehan ini berbanding lurus dengan terkoreksinya hampir seluruh merek mobil.
Meski begitu, dibandingkan periode yang sama tahun lalu capaian penjualan tersebut masih lebih tinggi sampai 1.397 persen. Kala itu industri otomotif sangat merosot karena pandemi Covid-19.
Adapun secara akumulasi, penjualan wholesales mobil di pasar domestik telah mencapai 320.749 unit, naik 29,17 persen secara tahunan atau dari 248.309 unit.
Untuk penjualan Januari-Mei 2021 secara ritel pun demikian, naik 23,6 persen atau dari 260.722 unit menjadi 322.128 unit.
"Melihat perkembangan penjualan mobil sampai saat ini, sangat baik. Memang, belum bisa mencapai normal karena Januari-Februari 2021 kemarin masih cukup rendah. Tetapi kami yakin hingga akhir tahun dapat mencapai target yaitu 750.000 unit," kata Sekertaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara kepada Kompas.com.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/06/13/092100115/penjualan-mobil-mei-2021-melambat-ini-alasannya